Namun, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 52,77. Sudah masuk area beli (long) meski belum cukup kuat.
Dengan begitu, sebenarnya harga emas masih berpeluang naik. Apalagi harga komoditas ini masih di atas pivot point US$ 2.627/troy ons.
Target resisten terdekat adalah US$ 2.654/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 20. Jika tertembus, maka MA-50 di US$ 2.667/troy ons rasanya bisa menjadi target lanjutan.
Sedangkan target support terdekat ada di US$ 2.620/troy ons. Penembusan di titik ini berisiko membawa harga emas turun lagi menuju US$ 2.613/troy ons.
Inflasi PCE
Investor sepertinya sedang memasang mode wait and see. Malam ini, US Bureau of Economic Analysis akan merilis data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) di Amerika Serikat (AS). Perlu diingat, PCE adalah indikator inflasi yang menjadi preferensi bank sentral Federal Reserve.
Konsensus pasar memperkirakan laju inflasi PCE pada Oktober adalah 0,2% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Tidak berubah dibandingkan realisasi September.
Dibandingkan Oktober tahun lalu (year-on-year/yoy), laju PCE diperkirakan sebesar 2,3%. Lebih tinggi ketimbang September yaitu 2,1% yoy.
Adapun laju PCE inti (core) pada Oktober diperkirakan 0,3% mtm. Sama persis dibandingkan September.
Lalu laju PCE inti secara tahunan diramal 2,8%. Lebih tinggi ketimbang September yakni 2,7% yoy.
Data ini akan menentukan pengambilan keputusan suku bunga acuan oleh The Fed. Sejauh ini, pasar masih meyakini bahwa Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan rekan akan menurunkan suku bunga acuan dalam rapat bulan depan.
Mengutip CME FedWatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25-2,5% pada Desember adalah 57,7%. Naik dibandingkan peluang 25 November yaitu 52,3%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
(aji)