Angka itu naik dibandingkan survei serupa tahun lalu, di mana responden yang menyatakan demikian adalah 21%. Survei tersebut melibatkan 44 ahli klimatologi di China baik dari akademisi maupun industri.
Peningkatan pembangunan pembangkit listrik bertenaga energi baru-terbarukan dinilai kian andal, makin mampu memenuhi kebutuhan. Ini membuat kebutuhan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara berkurang.
Selain itu, perlambatan ekonomi China juga mengurangi produksi semen dan baja. Dua industri tersebut dikenal sangat ‘haus’ energi.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara terjebak di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 40,64. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 31,32. Menghuni area jual (long).
Oleh karena itu, rasanya harga batu bara akan sulit bergerak signifikan. Target resisten ada di rentang US$ 142-143/ton.
Sedangkan target support akan ada di kisaran US$ 140-138/ton.
(aji)