Logo Bloomberg Technoz

Kabar dari China Bikin Harga Batu Bara Susah ke Mana-mana

Hidayat Setiaji
27 November 2024 08:20

Aktivitas pengangkutan batu bara PT Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. (Dok Dadang Tri/Bloomberg)
Aktivitas pengangkutan batu bara PT Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. (Dok Dadang Tri/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara stagnan pada perdagangan kemarin. Si batu hitam masih kesulitan keluar dari tren negatif.

Pada Selasa (26/11/2024), harga batu bara di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 141/ton. Sama persis dengan hari sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir, harga batu bara membukukan koreksi 0,53% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga berkurang 2,42%.

Apa mau dikata, batu bara memang makin ditinggalkan seiring kesadaran akan kelestarian lingkungan yang meningkat. Bahkan China, konsumen batu bara terbesar dunia, sepertinya sudah siap mengucapkan selamat tinggal kepada energi fosil tersebut.

Bloomberg News memberitakan, para ahli klimatologi di China kian yakin bahwa puncak emisi karbondioksida di negara tersebut sudah hampir mencapai puncaknya. Sebanyak 44% responden yang disurvei oleh Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) menyebut puncak emisi karbon akan terjadi pada 2025.