Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan bahwa kedua negara akan bekerja sama dengan Israel dan Lebanon untuk memastikan kesepakatan ini “dilaksanakan sepenuhnya dan ditegakkan” serta mencegah “siklus kekerasan baru.”
Kesepakatan gencatan senjata 60 hari ini dapat membuka jalan bagi perdamaian yang lebih permanen setelah lebih dari satu tahun pertempuran yang menghancurkan wilayah perbatasan Lebanon-Israel. Konflik ini juga membuat Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Beirut dan kota-kota Lebanon lainnya.
Namun, pembicaraan untuk gencatan senjata jangka panjang kemungkinan akan menghadapi tantangan berat. Israel ingin Hizbullah menarik pasukan dan senjatanya dari wilayah perbatasan di Lebanon selatan, dengan pasukan PBB dan militer Lebanon bertugas memantau wilayah tersebut. Permintaan ini sesuai dengan resolusi PBB 1701, yang mengakhiri perang antara kedua pihak pada 2006.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyatakan bahwa pemerintahnya berkomitmen meningkatkan kehadiran militer di perbatasan sebagai bagian dari rencana gencatan senjata, sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Berita Nasional Lebanon.
Namun, Netanyahu menegaskan bahwa durasi gencatan senjata ini tergantung pada situasi di Lebanon. “Jika Hizbullah memilih untuk bersenjata kembali, kami akan menyerang,” katanya.
Kesepakatan ini juga menuai perbedaan pendapat di Israel. Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir, menentang kesepakatan tersebut dan menyebutnya sebagai “kesalahan serius.” Dalam unggahannya di media sosial X, ia menyatakan bahwa “gencatan senjata pada tahap ini tidak akan mengembalikan warga utara ke rumah mereka, tidak akan menghalangi Hizbullah, dan sebenarnya melewatkan peluang bersejarah untuk menghancurkan mereka secara menyeluruh.”
Harga minyak dan emas mengalami penurunan pekan ini karena para trader optimistis bahwa gencatan senjata dapat meredakan ketegangan di Timur Tengah. Nilai tukar shekel Israel juga menguat.
Selama dua bulan terakhir, sekitar 3.100 orang tewas di Lebanon akibat serangan udara dan darat Israel. Sebanyak 1,2 juta orang, atau lebih dari seperlima populasi Lebanon, telah kehilangan tempat tinggal.
(bbn)