Logo Bloomberg Technoz

Peningkatan fitur kamera memang tidak signifikan antara iPhone 15 dibandingkan iPhone 16, sehingga penjual kerap menyarankan masyarakat untuk mencoba seri tahun sebelumnya itu.

Berbeda halnya dengan Dini (28), penjual smartphone di lokasi yang sama dan telah berjualan selama kurang lebih satu tahun. Ia menilai konsumen saat ini lebih banyak memilih Android, seperti merek OPPO, vivo, Samsung, Xiaomi, hingga Infinix, dibandingkan iPhone. 

Adapun profil pembeli di tokonya lebih banyak didominasi anak-anak Sekolah Dasar dan remaja SMA, hingga pekerja, hingga ibu rumah tangga. 

"Karena tergantung  pembelinya. Kalau dia memang [awalnya] pakai iPhone ya dia beli iPhone [lagi]. Kalau [sebelumnya] Android, iya dia [bakal beli] Android," kata Dini. 

"Kalau pembeli ke sini rata-rata kalau aku yang layanin sih lebih banyak beli Android." 

Senada dengan sebelumnya, Dini juga memprediksi bila iPhone 16 telah resmi diperjualbelikan di Indonesia, maka tak akan seheboh seri-seri sebelumnya. 

"Kalau boleh jujur sih makin kesini iPhone makin biasa aja sih. Nggak tahu kenapa. Dulu kan kayak hype banget tapi ke sini makin biasa aja karena kan mungkin orang-orang ada yang udah sering keluar negeri beli [iPhone], gampang jadi [buat] mereka tinggal bayar cukainya aja," tuturnya. 

Seperti diketahui, penjualan iPhone 16 secara resmi masih terjangkal belum dipenuhinya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Hal lain perihal proposal investasi terbaru Apple sebesat US$ 100 juta ke Indonesia juga dianggap tidak penerapkan proses keadilan. 

Berdasarkan rapat internal Kemenperin, pemerintah memastikan telah mempelajari proposal yang diusulkan oleh Apple, melalui asesmen teknokratis. Kemenperin menganggap bahwa proposal yang disampaikan oleh Apple belum memenuhi empat aspek berkeadilan.

"Apple memiliki kewajiban untuk melakukan pembahasan proposal setiap 3 (tiga) tahun konsekuensi dari keputusan investasi Apple yang memilih skema inovasi untuk memperoleh sertifikat TKDN," tulis Kemenperin.

Empat aspek keadilan untuk Apple menurut Kemenperin:

Apple masih minim investasi di RI

Kesenjangan investasi Apple tampak jika membanding gelontoran dana perusahaan ke Indonesia dengan Vietnam. Apple yang jor-joran berinvestasi di Vietnam lewat berbagai fasilitas pabrik pendukung global value chain (GVC) perusahaan.

Salah satu perusahaan teknologi raksasa dunia ini menggelontorkan dana Rp244 triliun di negara tetangga namun komitmen di Indonesia hanya Rp1,5 triliun. Padahal dari sisi penjualan, Indonesia berkontribusi 2,5 juta perangkat, sedangkan Vietnam 1,5 juta. Proposal Apple janji investasi pabrik komponen mesh AirPods Max pada 2025 juga pendirian Apple Academy.

Komitmen Apple kalah dari Samsung hingga Xiaomi

Belum terelisasinya komitmen Rp271 miliar yang telah Apple sampaikan untuk tahun 2020-2023, serta tambahan sekitar Rp1,58 triliun dalam dua tahun mendatang, juga masih jauh dari penerapan prinsip berkeadilan investasi para produsen produk handphone, komputer, dan tablet (HKT) lain di Indonesia.

Sebagai catata, para produsen ponsel rival Apple seperti Samsung Electronics Co dan Xiaomi Corp, telah menginvestasikan masing-masing Rp8 triliun dan Rp55 triliun, berupa fasilitas produksi perangkat mereka di dalam negeri, jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dilaporkan Bloomberg News.

Ciptakan nilai tambah dan penerimaan negara

Pernyataan baru Agus Gumiwang menegaskan  posisi Indonesia yang ingin memainkan peran tegas di masa pemerintahan Presiden baru Prabowo Subianto. Pemerintahan baru berusaha menekan perusahaan-perusahaan internasional untuk meningkatkan skala manufaktur lokalnya, yang akan menjadi keuntungan bagi industri dalam negeri.

Mendorong investasi bidang manufaktur secara langsung juga dapat menciptakan nilai tambah, dengan efek turun adalah bertumbuhan penerimaan negara. Sebagai catatan, Indonesia memiliki kekuatan ekonomi US$1 triliun dengan lebih dari 350 juta ponsel aktif, melebihi jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa, menurut data pemerintah.

Ciptakan lapangan kerja

Manufaktur juga menjadi strategi pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, dengan salah satu tujuannya bisa banyak menyerap tenaga kerja. Apple menjadi kasus nyata bahwa investor asing harus menjawab tantangan dari regulator Indonesia agar bisa memanfaatkan potensi pasar di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini. Kini, Apple wajib kembali menghadap Kemenperin demi larangan penjualan iPhone 16 dicabut.

(wep)

No more pages