Thailand telah lama terkenal dengan pagoda emasnya, keramahan penduduk lokal, dan kebijakan visa yang menguntungkan.
Sejak Juli, Thailand telah menambah jumlah negara dan wilayah yang warganya dapat masuk tanpa visa dan tinggal selama dua bulan, dari 57 menjadi 93 negara.
Thailand telah menerima hampir 30 juta wisatawan asing sejauh tahun ini dan diperkirakan akan mencapai target 36 juta wisatawan sepanjang tahun.
Cara Thailand naikkan pariwisata
Langkah bersejarah Thailand untuk melegalkan pernikahan sesama jenis diperkirakan akan meningkatkan ‘Rainbow Tourism’ dengan menarik empat juta lebih pengunjung setiap tahunnya dan menghasilkan sekitar US$2 miliar (Rp31 triliun) dalam pendapatan, menurut platform perjalanan Agoda.
Undang-undang pernikahan sesama jenis yang dijadwalkan berlaku pada bulan Januari ini juga akan menciptakan 152.000 pekerjaan setara penuh waktu dan membantu meningkatkan produk domestik bruto negara sebesar 0,3%, menurut studi yang dipesan oleh Agoda yang diterbitkan pada hari Kamis.
Banyak kota di Thailand juga dapat menjadi destinasi yang menonjol untuk pernikahan, yang akan meningkatkan industri pernikahan negara itu serta sektor terkait seperti perhotelan dan katering.
Thailand termasuk di antara sekitar 40 negara di seluruh dunia yang menjamin hak pernikahan yang setara. Negara ini menonjol di Asia Tenggara, di mana kemajuan dalam pengakuan hak-hak komunitas LGBTQ masih sangat terbatas dan mereka sering menghadapi diskriminasi.
“Meski sudah menjadi destinasi yang populer bagi wisatawan LGBTQIA+, langkah ini diperkirakan akan semakin memperkuat reputasi Thailand sebagai pilihan liburan yang inklusif,” kata Timothy Hughes, wakil presiden Pengembangan Korporat di Agoda, dalam pernyataannya.
(spt)