"Saya belum dapat laporan. Saya belum bisa berbicara kalau datanya belum ada," ujar Bahlil saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2024).
Sekadar catatan, smelter Amman yang memiliki nilai investasi Rp21 triliun tersebut berlokasi di Kabupaten Sumbawa barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan baru diresmikan pada Senin (23/9/2024) . Smelter ini memiliki total kapasitas input konsentrat tembaga sebanyak 900.000 ton.
Dengan demikian, produk dari pengolahan ini akan menghasilkan katoda tembaga mencapai 220.000 ton, 18 ton emas, 55 ton perak dan asam sulfat mencapai 850.000 ton asam sulfat by product.
Dilansir melalui situs resmi AMNT, tambang Batu Hijau memiliki cadangan 16,6 miliar pon tembaga dan 22,5 juta ons emas. Amman juga berencana mengeksplorasi bagian-bagian lain di wilayah izin usaha pertambangan khusus (WIUPK)-nya, salah satunya prospek eksplorasi cebakan Elang yang mulai dilakukan sekitar 2027.
Cebakan Elang disebut bakal menggantikan posisi produksi tambang Batu Hijau yang cadangannya akan habis pada 2030.
Proyek tersebut diketahui memiliki potensi besar, dengan estimasi sumber daya 12,945 juta pon tembaga, 19,7 juta ons emas dengan potensi menghasilkan 300—430 juta pon tembaga. Selain itu, eksplorasi Elang juga memiliki potensi sumber daya 0,35—0,60 juta ons emas per tahun.
Pada Juli tahun ini, PT Amman Mineral Internasional Tbk dikabarkan sedang mencari pinjaman hingga US$1,5 miliar (sekitar Rp24,43 triliun) untuk memperluas tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut kepada Bloomberg.
Perusahaan yang berbasis di Jakarta ini disebut telah memperoleh komitmen dari beberapa bank, termasuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), untuk pinjaman tersebut, dengan dana yang akan digunakan untuk tambang Batu Hijau, menurut sumber yang menolak disebutkan namanya karena diskusinya bersifat pribadi.
Juru bicara perusahaan menolak berkomentar ihwal kabar pendanaan tersebut.
(mfd/wdh)