Sementara itu di sisi berseberangan, Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), dan KLCI (Malaysia) dengan kenaikan masing-masing 0,78% dan 0,48%.
Dari dalam negeri, depresiasi rupiah menjadi sentimen negatif yang amat berat bagi IHSG. Selasa siang hari ini, rupiah kembali lesu di hadapan dolar Amerika Serikat. US$ 1 setara dengan Rp15.924. Rupiah melemah 0,34% point-to-point.
Sejak pagi tadi, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dibuka langsung ambles dalam pembukaan perdagangan pasar spot, Selasa (26/11/2024) melampaui level Rp15.900/US$.
Jelang 20 menit perdagangan sesaat dibuka, Rupiah semakin tergerus ke kisaran Rp15.935/US$. Rupiah melemah amat dalam di tengah tekanan sentimen pasar global yang semakin mengangkat tinggi-tinggi pamor dolar AS.
Bahkan berdasarkan data Bloomberg pagi tadi, Rupiah menjadi yang terlemah di Asia dengan penurunan mencapai 0,3%, disusul baht 0,36%, dolar Singapura 0,32%, ringgit 0,31%, lalu won Korsel 0,31%, yuan offshore 0,26%, yuan renminbi 0,13%, peso 0,01% dan dolar Taiwan 0,02%.
Adapun Rupiah dan mata uang Asia lain tertekan lantaran sentimen eksternal, perihal arah kebijakan Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
Terbaru, pernyataan Trump di akun Truth Social Selasa pagi ini, atau Senin malam waktu Amerika Serikat, menggemakan sentimen risk-off yang kembali mencuat dan berpotensi menekan pamor emerging market– termasuk pasar keuangan Indonesia.
Trump mengulangi lagi pernyataannya bahwa pemerintahan baru yang akan ia pimpin nanti akan mengenakan tarif barang impor sebesar 10% pada barang-barang dari China dan 25% barang impor dari Meksiko dan Kanada.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Trump menyatakan, pungutan itu dibutuhkan AS untuk menekan arus migran dan obat-obatan terlarang melintasi perbatasan. Trump juga menuding China gagal memenuhi janji untuk menerapkan hukuman mati bagi pengedar fentamil dengan menuliskan: “Narkoba masuk ke negara kita (AS) sebagian besar melalui Meksiko pada tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya. Sampai saat itu tiba, kami akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% pada Tiongkok di atas tarif tambahan apapun, pada semua produk mereka yang masuk ke AS,” kata Trump.
Dalam unggahan lain, Trump juga berjanji akan mengenakan tarif 25% pada ‘semua produk’ dari Meksiko dan Kanada, dan mengatakan akan menandatangani perintah eksekutif untuk itu pada hari pertama ia menjabat.
Terlebih lagi, dampak pernyataan itu meluas ke hampir semua pasar negara berkembang baik di Amerika Latin maupun di Asia siang hari ini.
Unggahan Trump di Truth Social menjadi pengingat pertama sejak dia terpilih kembali, tentang volatilitas yang bisa ditimbulkan oleh komentarnya.
“Siapkan diri,” kata Benito Berber, Senior dan Kepala Ekonom AS di Natixis.
(fad)