1. SPBU Total
SPBU Total hadir pertama kali di Indonesia pada 2009 melalui PT Total Oil Indonesia. Secara jumlah, Total memiliki 18 SPBU yang tersebar di berbagai lokasi strategis di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), serta Bandung.
Setelah berkiprah selama 11 tahun, tepatnya pada 2020, Total resmi menutup SPBU yang beroperasi di Indonesia.
Alasan Total menutup seluruh SPBU karena volume penjualan tidak terlalu besar, sehingga keuntungan yang didapatkan tidak menutup biaya operasionalnya.
Meski begitu, sebagian lokasi SPBU Total yang tutup berganti menjadi SPBU Vivo.
2. SPBU Petronas
SPBU Petronas atau PT Petronas Niaga Indonesia, yang merupakan anak usaha Petroliam Nasional Berhad (Petronas) Malaysia tercatat pertama kali berjualan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia pada 2006 di Cibubur, Jakarta Timur.
Namun, SPBU Petronas hanya terhitung 6 tahun saja melayani masyarakat di Indonesia atau lebih singkat dibandingkan dengan kehadiran SPBU Total. Pada 2012, Petronas resmi pamit mundur dari bisnis SPBU di Indonesia, setelah sempat mengelola sebanyak 19 SPBU.
Alasan hengkangnya Petronas disebut karena angka penjualan bensin yang terlalu kecil. Walhasil, bisnisnya tak memenuhi skala ekonomi, bahkan 9 SPBU Petronas kemudian diambil alih oleh Pertamina.
3. SPBU Shell
Belakangan ini, Shell Indonesia disebut-sebut akan menutup menutup seluruh jaringan ritel atau SPBU-nya di Indonesia, meski belum ada ketegasan apakah rencana tersebut akan dieksekusi dalam waktu dekat, atau jangka menengah/panjang.
Indikasi itu kian menguat, menyusul proses akuisisi kilang Shell di Singapura oleh PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) melalui perusahaan patungan bersama Glencore.
Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea membantah kabar yang beredar saat ini bahwa Shell akan menutup seluruh SPBU di Indonesia.
"Shell Indonesia menginformasikan bahwa informasi yang beredar terkait dengan rencana Shell menutup seluruh SPBU di Indonesia adalah tidak benar. Kami tidak dapat berkomentar atas spekulasi yang terjadi di pasar," kata Susi kepada Bloomberg Technoz, Minggu (24/11/2024).
SPBU Shell di Indonesia pertama kali dibuka pada 1 November 2005 di Lippo Karawaci, Tangerang, Banten. Shell lantas membuka kembali SPBU baru yang ditempatkan di Jalan S. Parman, Slipi, Jakarta pada 1 Maret 2006. Shell juga menjadi SPBU asing pertama yang beroperasi di Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan SPBU Shell makin pesat. Shell telah mengoperasikan 215 SPBU di Indonesia; yaitu di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatra Utara.
Bagaimanapun, Shell Indonesia tahun ini sudah menutup operasional 9 SPBU di Sumatra Utara sejak 1 Juni 2024.
Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian pada Mei mengatakan keputusan ini sejalan dengan strategi Shell secara global untuk menciptakan produk dengan nilai lebih dan emisi yang lebih rendah. Selain itu, Shell juga bakal berfokus pada disiplin, penyederhanaan, serta kinerja bisnis.
Di tingkat global, Shell Plc juga berencana menutup 1.000 SPBU hingga 2025. Penutupan ini seiring dengan meningkatnya permintaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
"Kami berencana mendivestasikan 500 SPBU, termasuk usaha patungan, setiap tahunnya pada 2024 dan 2025," kata Shell dalam laporan Energy Transition Strategy 2024, seperti dilaporkan Bloomberg.
4. SPBU Vivo
PT Vivo Energi Indonesia merupakan anak usaha Vitol Group yang berbasis di Swiss. Perusahaan yang dibentuk di Rotterdam pada 1966 ini, merupakan pemegang saham terbesar Vivo Indonesia.
Selain di Indonesia, Vivo juga telah beroperasi di Singapura, Belanda, London, Afrika dan Australia. SPBU Vivo memperoleh pasokan BBM dari induk usahanya yakni Vitol Group.
SPBU Vivo pertama kali hadir di Indonesia pada 2017 di jalan raya Cilangkap, Jakarta Timur. Ketika baru pertama berdiri, Vivo menjual tiga jenis BBM bensin dengan merek Revvo yang diklasifikasikan berdasarkan kadar oktannya, yakni Revvo 88, Revvo 90, dan Revvo 92.
Ketika itu Vivo membanderol ketiga BBM-nya setara dengan harga Premium, Pertalite, dan Pertamax dari Pertamina.
Saat ini Vivo memiliki SPBU di Indonesia yang tersebar di tiga provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
5. SPBU BP
SPBU ini adalah perusahaan energi terpadu yang terbentuk dari perjanjian usaha patungan antara BP dan AKR pada 5 April 2017. Dari usaha patungan tersebut, telah membentuk sebuah perusahaan yaitu PT Aneka Petroindo Raya (APR) yang beroperasi dengan nama BP-AKR Fuels Retail.
Mengutip dari laman resminya, SPBU BP-AKR menyediakan tiga jenis bahan bakar berkualitas yakni BP Ultimate, BP 92, dan BP Diesel.
Masing-masing jenis BBM tersebut mengandung teknologi active yang dirancang untuk membantu melindungi dan membersihkan mesin dari kotoran yang menumpuk dan mencegahnya untuk menempel kembali.
SPBU BP kini telah beroperasi di berbagai wilayah di Indonesia dan dilengkapi dengan fasilitas berupa minimarket, gerai kopi, gerai makanan cepat saji, tempat pengisian air dan angin, toilet hingga musala.
6. SPBU ExxonMobil
SPBU Exxon Mobil hadir dalam konsep SPBU mini. SPBU ini merupakan hasil kerja sama antara Salim Group melalui PT Indomobil Prima Energi dengan perusahaan Amerika Serikat, ExxonMobil.
Bisnis SPBU Exxon Mobil telah resmi beroperasi di Indonesia sejak 2019 yang lalu. Mengutip dari laman resmi Exxon Mobil, produk BBM yang ditawarkan antara lain minyak solar mobil, minyak solar mobil B20, dan bensin mobil RON 92.
(wdh)