Harga Nikel pada 2025 Diramal Melambung, Saatnya RI Raup Untung
Dovana Hasiana
26 November 2024 11:20
Bloomberg Technoz, Jakarta – Harga nikel, yang diproyeksikan Bank Dunia menguat masing-masing 3% dan 6% pada 2025 dan 2026, diyakini akan berdampak positif terutama dari sisi pendapatan negara serta peningkatan devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA).
Terlebih, pemerintah telah mengeluarkan aturan bahwa perusahaan harus mengendapkan DHE yang didapatkan dalam bentuk valuta asing atau foreign exchange selama minimal 3 bulan di dalam negeri.
“Tentu ini berlaku juga untuk perusahaan nikel yang beroperasi di Indonesia,” ujar pakar tambang dari Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli saat dihubungi, dikutip Selasa (26/11/2024).
Rizal menggarisbawahi pertumbuhan produksi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dan baja nirkarat atau stainless steel tentu saja akan menaikkan permintaan terhadap nikel, karena salah satu komponennya adalah mineral logam tersebut.
“Untuk stainless steel mutlak dibutuhkan nikel sebagai salah satu unsur logamnya. Hal ini tentu akan berdampak terhadap permintaan nikel global,” ujarnya.