Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih tersangkut di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 46,21. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 49,97. Menghuni area jual (short) tetapi tidak terlalu kuat, cenderung netral.
Ruang kenaikan harga emas sepertinya masih terbuka. Target resisten terdekat ada di Moving Average (MA) 10 di US$ 2.636/troy ons. Jika tertembus, maka MA-20 di US$ 2.658/troy ons boleh menjadi target berikutnya.
Sedangkan target support terdekat adalah MA-100 di US$ 2.569/troy ons. Support terjauh atau target paling pesimistis adalah US$ 2.426/troy ons.
Harga Emas Antam Rontok
Di dalam negeri, harga emas batangan Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) pun jatuh. Hari ini, emas Antam dihargai Rp 1.499.000/gram. Anjlok Rp 40.000 dibandingkan hari sebelumnya.
Sementara harga pembelian kembali (buyback) oleh Antam ada di Rp 1.347.000/gram. Terpangkas Rp 48.000 dari posisi kemarin.
Koreksi harian tersebut, baik emas Antam maupun buyback, adalah yang terdalam sepanjang sejarah.
Kejatuhan harga emas dipicu oleh beberapa faktor. Pertama adalah tensi geopolitik di Timur Tengah yang menurun.
Bloomberg News memberitakan, perjanjian damai Israel-Hizbullah disebut tinggal menghitung hari, ungkap Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat (AS) Yechiel Leiter. Sedangkan Axios mengabarkan, Israel dan Lebanon sudah menyepakati poin-poin gencatan senjata. Namun memang keduanya belum memberikan pengumuman resmi.
“Saat risiko turun, harga emas juga begitu,” ujar Bart Melek, Global Head of Commodity Strategy di TD Securities, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.
Sentimen lain adalah pernyataan Donald Trump, Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS). Dalam unggahan di media sosial, Trump menyebut bakal menambah bea masuk untuk impor produk China sebesar 10%. Kemudian produk asal Meksiko-Kanada juga akan diganjar bea masuk tambahan 25%.
Perkembangan ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS menguat. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) terapresiasi 1,06%.
Emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat mata uang Negeri Adikuasa menguat, maka emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
“Harga emas bisa melemah ke US$ 2.500/troy ons, bukan ke US$ 3.000/troy ons, dalam waktu dekat,” tegas Nicky Shiels, Head of Metals Strategy di MKS PAMP SA, seperti dikutip dari Bloomberg News.
(aji)