Logo Bloomberg Technoz

Rita Nazareth - Bloomberg News

Bloomberg, Bursa saham Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan pada akhir perdagangan Selasa (2/5/2023) waktu setempat, setelah cukup stabil pada aktivitas Senin. Terjadi aksi jual dari pada lender regional AS. Hal ini memicu kecemasan lanjutan atas rapuhnya sistem keuangan.

Saham-saham di Wall Street mengalami penurunan. Investor mengalihkan uang mereka ke instrumen yang lebih aman. Bagi para trader kondisi ini telah ada di titik terburuk.

Pasar masih menanti keputusan Bank Sentral AS atau The Fed terkait ketetapan suku bunga. Volatilitas yang terjadi pada PacWest Bancorp dan Western Alliance Bancorp juga  jadi perhatian pelaku pasar. Saham keduanya turun 15%. S&P 500 menggendong beban risiko industri keuangan yang masih terjadi. Indeks ini terpangkas nyaris 2%.

Para hedge-fund memutuskan untuk menjual sebagian portofolio mereka di tengah kondisi pasar yang bearish pada perdagangan Selasa, hingga mendorong investor melakukan bertindak serupa meski awalnya telah bersiap mengakumulasi beli, menurut John Flood, partner dari Goldman Sachs Group Inc., dalam catatannya.

“Wall Street dengan cepat mengalami tekanan. Terjadi aksi jual karena perbankan yang mengalami gejolak dan masih berlangsung cukup lama,” kata Ed Moya, analis pasar dari Oanda.

Menurut dia, tingkat risiko investasi relatif mengecil. Para trader masih menganggap industri perbankan di regional masih memiliki risiko. Mereka menganggap peluang resesi perbankan cukup besar, terlebih ada sentimen gagal bayar utang pemerintah AS bulan depan.

Saat semua faktor ini dikumpulkan menimbulkan ketidakpastian pasar yang lebih luas. Investor masih harus menebak arah The Fed. Inflasi AS juga masih tinggi dengan data ekonomi yang jauh dari harapan. Catatan JOLTS menyatakan peluang kerja di AS kembali turun, jadi yang terendah selama dua tahun terakhir.

(bbn/wep)

No more pages