Logo Bloomberg Technoz

Anilkumar Bagani, Kepala Riset Sunvin Group, memperkirakan HR CPO Indonesia untuk Desember akan naik menjadi US$ 1.073,56/ton.

“Kenaikan pajak dan pungutan ekspor CPO Indonesia yang hampir pasti terjadi membuat harga naik,” ujar Bagani, seperti dikutip Bloomberg News.

Mumpung HR dan BK belum naik, mumpung masih November, investor pun memborong CPO. Sebab mulai bulan depan, kemungkinan besar biayanya akan lebih mahal.

Buah sawit atau CPO usai diambil dari perkebunan kelapa sawit. (Bloomberg)

Faktor lain yang mengangkat harga CPO adalah perkembangan harga minyak nabati lainnya. Kemarin, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) naik 0,91%.

Sementara harga minyak rapeseed bertambah 0,88%. Saat harga minyak nabati pesaing makin mahal, maka keuntungan beralih ke CPO akan meningkat. Maklum, berbagai komoditas ini bisa saling menggantikan.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO sejatinya sudah masuk zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 49.65.

RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Namun RSI CPO tipis saja di bawah 50, sehingga mungkin cenderung netral.

Sedangkan indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 6,23. Sudah jauh di bawah 20, yang berarti sangat jenuh jual (oversold).

Oleh karena itu, harga CPO masih berpeluang naik. Target resisten terdekat adalah MYR 4.720/ton. Jika tertembus, maka MYR 4.762/ton bisa menjadi target selanjutnya.

Adapun target support terdekat ada di MYR 4.656/ton. Penembusan di titik ini berisiko membuat harga CPO terpangkas ke arah MYR 4.641/ton.

(aji)

No more pages