Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten pertambangan dengan wilayah operasi utama di Kalimantan, mencatatkan laba US$60,2 juta atau sekitar Rp882,58 miliar (asumsi kurs Rp14.661/US$) pada kuartal I-2023, atau naik 39% dibanding periode sebelumnya.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menjelaskan peningkatan laba juga ditopang oleh aturan baru royalti dari pemerintah Indonesia. Terjadi kenaikan royalti 210% menjadi US$609 juta YoY.
Pendapatan naik 30% menjadi sebesar US$454,9 juta sepanjang Januari hingga Maret ini menjadi pendorong laba perseroan. Angka pendapatan BUMI di luar tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC). Pendapatan bersifat non konsolidasi karena tambang KPC hanya tercatat sebagai ekuitas, lewat kepemilikan 51% saham oleh BUMI.
Beban pendapatan perseroan juga mengalami kenaikan 26% menjadi US$370,8 juta dengan laba bruto naik 51% menjadi US$84,1 juta. Laba usaha mencapai US$67,4 juta, melampaui 124% dari posisi sebelumnya, di US$30 juta.
Perusahaan milik grup Bakrie dan Salim ini mencatat marjin usaha lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2022, yaitu sekitar 14,8%, dengan raihan laba sebelum pajak dan laba neto sekitar US$88,6 juta dan US$67,5 juta.