Berikut selengkapnya berdasarkan data Bloomberg, Senin (25/11/2024).
- Chandra Asri Pacific (TPIA) menyumbang 32,76 poin
- Bank Mandiri (BMRI) menyumbang 28,61 poin
- Bank Central Asia (BBCA) menyumbang 21,14 poin
- Astra International (ASII) menyumbang 11,55 poin
- Bayan Resources (BYAN) menyumbang 10,59 poin
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyumbang 9,13 poin
- Barito Renewables Energy (BREN) menyumbang 7,49 poin
- Bank Negara Indonesia (BBNI) menyumbang 5,27 poin
- Barito Pacific (BRPT) menyumbang 4,39 poin
- Petrosea (PTRO) menyumbang 0,04 poin
Saham Prajogo Pangestu Tersengat Sejumlah Isu Positif
Tren melesat tingginya harga saham Prajogo Pangestu, TPIA dan BRPT terseret isu dari pemberitaan dua pemegang saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Akulaku Silvrr Indonesia dan Rockcore Financial Technology (Akulaku Group), yang berencana mendivestasi sebagian kepemilikannya di bank digital tersebut.
Konglomerat asal Indonesia sekaligus pemilik Grup Barito, Prajogo Pangestu, tengah dikaitkan dengan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) tersebut.
Spekulasi bermula saat munculnya kabar PT Akulaku Silvrr Indonesia dan Rockcore Financial Technology (Akulaku Group) berencana melepas sebagian kepemilikannya guna memenuhi syarat batas maksimum kepemilikan di BBYB. Kemudian, spekulasi menguat, karena saham BBYB ditawarkan Gozco Group.
Pada saat yang sama, PT Gozco Capital tercatat sudah memiliki 7,77% saham BBYB. Lantas, Prajogo Pangestu memiliki 7,84% saham PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) secara langsung atas namanya.
Agus Salim Pangestu, Direktur Utama PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang juga merupakan anak pertama Prajogo Pangestu menampik spekulasi tersebut. “Saya rasa tidak [membeli saham BBYB], bukan bidangnya,” ujar Agus saat dimintai konfirmasi Bloomberg Technoz belum lama ini.
Alih-alih mereda di pasar, Prajogo Pangestu saat ini juga berkenaan dengan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) milik Hapsoro Sukmonohadi alias Happy Hapsoro.
PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), seperti yang diwartakan sebelumnya, akan membawa anak usahanya, PT Raharja Energi Cepu, untuk melangsungkan pencatatan umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO).
Berdasarkan informasi dari pelaku pasar yang mengetahui rencana ini, mengatakan, Prajogo Pangestu akan terlibat dalam IPO Raharja Energi Cepu.
Prajogo Pangestu disebut-sebut akan menjadi anchor buyer dalam perhelatan tersebut.
Raharja Energi Cepu bakal menargetkan dana segar hingga lebih dari Rp1 triliun dan menggunakan kode saham RATU saat listing nanti.
Kabar IPO itu dibenarkan oleh Direktur RAJA Sumantri.
“Benar, bahwa RAJA berkeinginan membawa anak perusahaan upstream untuk go public,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, Senin. IPO, lanjut Sumantri, bertujuan untuk memperluas akses pendanaan serta meningkatkan GCG perusahaan.
“Tapi, soal Pak Prajogo, kami belum bisa berkomentar,” tandas Sumantri.
Sementara, Agus Salim Pangestu, Direktur Utama Barito Pacific, belum bersedia memberikan komentar soal isu tersebut.
Analis Algo Research Alvin Baramuli mengatakan, justru spekulasi duet antara Prajogo Pangestu dan Happy Hapsoro lebih logis ketimbang masuknya Prajogo Pangestu ke BBYB.
“Tidak menutup kemungkinan, potensi sinergi justru bisa terjadi di antara keduanya, karena Prajogo Pangestu dan Hapsoro Sukmonohadi ada di PTRO,” papar Alvin.
Alvin melanjutkan, “kami percaya kolaborasi lebih jauh akan terjadi di antara kedua grup tersebut. Terlebih, keduanya memiliki minat yang sama di bisnis minyak dan gas.”
(fad/dba)