Logo Bloomberg Technoz

IHSG menjadi yang teratas dari banyak Bursa Asia yang menghijau sepanjang hari, menyusul KOSPI (Korea Selatan), NIKKEI 225 (Tokyo), SENSEX (India), PSEI (Filipina), TOPIX (Jepang), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), KLCI (Malaysia), Shenzhen Comp. (China), dan TW Weighted Index (Taiwan), yang berhasil menguat masing-masing 1,32%, 1,30%, 1,25%, 1,03%, 0,71%, 0,54%, 0,48%, 0,41%, dan 0,19%.

Sementara Bursa Saham Asia lainnya yang masih ada di zona merah i.a CSI 300 (China), Hang Seng (Hong Kong), Straits Times (Singapura), SETI (Thailand), dan Shanghai Composite (China), yang terpangkas masing-masing 0,46%, 0,41%, 0,39%, 0,21%, dan 0,10%.

Jadi, IHSG adalah indeks dengan penguatan tertinggi pertama dan nomor satu di Asia.

Salah satu sentimen yang mewarnai laju IHSG adalah perhitungan kebijakan fiskal Donald Trump ke depan, termasuk tarif perdagangan besar-besaran dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Usai Presiden Terpilih Donald Trump menunjuk Scott Bessent untuk mengawasi Departemen Keuangan AS, seperti yang diwartakan Bloomberg News. 

Survei yang diadakan oleh Bloomberg setelah penunjukan Bessent memandang Manajer Hedge Fund tersebut akan mengambil pendekatan bertahap terkait tarif dan berusaha menekan defisit anggaran, yang dianggap sebagai tanda positif bagi perekonomian dan pasar AS.

Scott Bessent. (Fotografer: Vincent Alban/Bloomberg)

“Setelah nominasi-nominasi lainnya, serta perdebatan panjang di antara para kandidat untuk jabatan Menteri Keuangan, Anda secara harfiah bisa mendengar nafas lega dari para pelaku pasar keuangan di AS saat Bessent diumumkan,” tulis Erik Nielsen, penasihat utama ekonomi di UniCredit Bank GmbH, dalam sebuah catatan kepada klien.

Dengan kata lain, ini bisa menjadi sentimen positif juga bagi aset-aset emerging market termasuk pasar keuangan Indonesia, Rupiah.

Pasar bersikap optimis dalam menanti terbitnya risalah rapat FOMC The Fed yang digelar bulan lalu, yang bisa menjadi gambaran suasana kebatinan para pengambil keputusan ketika memutuskan pemangkasan lagi Fed Fund Rate sebesar 25 bps tepat dua hari pasca Pilpres AS lalu.

Sementara itu, perhatian pasar juga akan berfokus pada serangkaian data penting yang terbit dari Amerika Serikat. Laporan Konsumsi dan Pengeluaran Pribadi Amerika Serikat (AS), Personal and Consumption Expenditure (Inflasi PCE), akan menjadi fokus utama yang amat dinanti pasar.

Inflasi PCE Amerika Serikat (Bloomberg)

Adapun konsensus pasar sejauh ini melihat inflasi PCE pada Oktober akan tetap dengan angka kenaikan 0,2% yang sama dengan bulan lalu. Sedangkan secara tahunan diproyeksikan akan menguat menjadi 2,3% dari sebelumnya di 2,1%.

(fad/ain)

No more pages