Logo Bloomberg Technoz

Kata Bahlil Soal Tembaga Amman di Tambang Batu Hijau Habis 2030

Dovana Hasiana
25 November 2024 16:30

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. (Dok. Kementerian ESDM)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. (Dok. Kementerian ESDM)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengaku belum mengetahui detail soal cadangan emas dan tembaga di tambang Batu Hijau, yang dioperasikan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Sumbawa Barat, akan habis dalam lima tahun mendatang atau sekitar 2030.

Dalam kaitan itu, Bahlil juga enggan berkomentar banyak saat ditanya bagaimana dampak dari cadangan emas dan tembaga yang dilaporkan bakal habis pada 2030 tersebut terhadap proyek pabrik pemurnian atau smelter katoda tembaga yang tengah diinvestasikan grup Amman.

"Saya belum dapat laporan. Saya belum bisa berbicara kalau datanya belum ada," ujar Bahlil saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2024). 

Sekadar catatan, smelter Amman yang memiliki nilai investasi Rp21 triliun tersebut berlokasi di Kabupaten Sumbawa barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan baru diresmikan pada Senin (23/9/2024) . Smelter ini memiliki total kapasitas input konsentrat tembaga sebanyak 900.000 ton.

Dengan demikian, produk dari pengolahan ini akan menghasilkan katoda tembaga mencapai 220.000 ton, 18 ton emas, 55 ton perak dan asam sulfat mencapai 850.000 ton asam sulfat by product.