Tujuan Abate dan tim untuk menentukan kondisi ideal dalam hal memproduksi hidrogen yang berasal dari dalam tanah. Tentu dengan mempertimbangan variabel katalisator untuk memulai reaksi kimia, temperatur, tekanan, dan derajat keasaman atau pH.
Dalam jangka panjang diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dalam skala produksi besar, memenuhi kebutuhan energi global dengan biaya yang kompetitif, dilansir dari MIT, Senin (25/11/2024).
Survei Geologi AS memperkirakan ada miliaran ton hidrogen geologis terkubur di kerak bumi. Akumulasi telah ditemukan di seluruh dunia, dan banyak perusahaan startup yang mencari deposit yang dapat diekstraksi.
Abate ingin memulai proses produksi hidrogen alami, dengan menerapkan pendekatan “proaktif” yang melibatkan stimulasi produksi dan pemanenan gas.
“Tujuan kami, mengoptimalkan parameter reaksi untuk membuat reaksi lebih cepat dan memproduksi hidrogen dengan cara yang layak secara ekonomi,” kata Abate, Profesor Pengembangan Chipman di Departemen Ilmu dan Teknik Material (DMSE).
Penelitian Abate berpusat pada perancangan material dan teknologi untuk transisi energi terbarukan, termasuk baterai generasi berikutnya dan metode kimia baru untuk penyimpanan energi.
Hidrogen dianggap sebagai bahan bakar paling bersih, karena pembakarannya hanya menghasilkan panas dan air murni, yang kini optimalisasinya sebagai bahan bakar untuk roket.
Hidrogen dapat menawarkan solusi untuk mengurangi jejak karbon dari proses yang tidak dapat dengan mudah dialiri listrik, seperti penerbangan jarak jauh dan pemanasan industri, tulis USGS Science for a Changing World.
Sebelumnya ahli geologi riset USGS, Geoffrey Ellis, meminta bantuan koleganya di Program Sumber Daya Energi, Sarah Gelman, untuk mengembangkan model sumber daya global yang mungkin disimpan dalam Bumi.
"Sebelum mereka dapat menggunakan model untuk memperkirakan jumlah hidrogen yang tersedia, mereka harus memajukan pemahaman ilmiah tentang perilaku hidrogen di bawah permukaan. Mereka menggunakan pengetahuan yang sudah ada tentang analog seperti gas alam untuk mengisi kesenjangan dalam pengetahuan yang ada dan mengembangkan model hidrogen mereka," masih menurut USGS.
Para insinyur bahkan telah menciptakan cara untuk menggunakannya untuk menghasilkan listrik dalam sel bahan bakar hidrogen. Gambaran seara umum cara kerjanya yaitu sel bahan bakar mengikat hidrogen dan oksigen menjadi air, dan menghasilkan listrik dalam prosesnya.
(wep)