Sementara Inflasi inti PCE diprediksi juga akan ada kenaikan menjadi 2,8%, lebih tinggi dibandingkan sebelumnya pada September 2,1%. Secara bulanan, inflasi inti PCE diproyeksikan di posisi 0,3%, sama dengan periode sebelumnya.
Pasar juga akan mencermati risalah rapat FOMC The Fed yang digelar bulan lalu, yang bisa menjadi gambaran suasana kebatinan para pengambil keputusan ketika memutuskan pemangkasan lagi Fed Fund Rate sebesar 25 bps tepat dua hari pasca Pilpres AS lalu.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pelaku pasar juga sigap memperhitungkan kebijakan fiskal Donald Trump ke depan yang terbaru, termasuk tarif perdagangan besar-besaran dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Usai Presiden Terpilih Donald Trump menunjuk Scott Bessent untuk mengawasi Departemen Keuangan AS.
Survei yang dilangsungkan oleh Bloomberg setelah penunjukan Bessent memandang Manajer Hedge Fund tersebut akan mengambil pendekatan bertahap terkait tarif dan berusaha menekan defisit anggaran, yang dianggap sebagai tanda positif bagi perekonomian dan pasar AS.
“Setelah nominasi-nominasi lainnya, serta perdebatan panjang di antara para kandidat untuk jabatan Menteri Keuangan, Anda secara harfiah bisa mendengar nafas lega dari para pelaku pasar keuangan di AS saat Bessent diumumkan,” tulis Erik Nielsen, penasihat utama ekonomi di UniCredit Bank GmbH, dalam sebuah catatan kepada klien.
Dengan kata lain, ini bisa menjadi sentimen positif juga bagi aset-aset emerging market termasuk pasar keuangan Indonesia, Rupiah.
(fad)