Sentimen negatif harga emas datang dari perubahan posisi pelaku pasar. Bloomberg News mengabarkan, investor mengurangi posisi beli (long) di emas menjadi 190.324 kontrak per 19 November. Turun 3,6% dibandingkan hari sebelumnya.
Harga emas mengalami tekanan setelah Donald Trump terpilih jadi Presiden Amerika Serikat (AS) dalam pemilihan 5 November lalu. Keterpilihan Trump mengatrol imbal hasil (yield) obligasi ke atas, sehingga ikut mengerek nilai tukar dolar AS.
Emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat mata uang Negeri Paman Sam terapresiasi, maka emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Namun pekan lalu, harga emas bangkit. Penyebabnya adalah peningkatan tensi geopolitik di Eropa.
Rusia dan Ukraina saling balas menyerang dengan menggunakan rudal. Situasi yang memanas membuat investor kembali memburu emas sehingga harganya naik nyaris 6% pekan lalu.
(aji)