Logo Bloomberg Technoz

Tracy Withers - Bloomberg News

Bloomberg, Belanja ritel di Selandia Baru mengalami penurunan untuk kuartal kedua berturut-turut akibat suku bunga tinggi yang melemahkan sentimen konsumen. Hal ini semakin mengindikasikan bahwa ekonomi negara tersebut berada dalam resesi pada pertengahan tahun ini.

Volume penjualan ritel turun 0,1% dalam tiga bulan hingga September, setelah sebelumnya mencatat penurunan sebesar 1,2% pada kuartal kedua, menurut laporan Statistik Selandia Baru, Senin (25/11/2024), di Wellington. Para ekonom sebelumnya memperkirakan penurunan sebesar 0,5%.

“Meski lebih baik dari perkiraan, data hari ini sejalan dengan lemahnya pertumbuhan ekonomi yang kami perkirakan untuk kuartal September,” kata Satish Ranchhod, Ekonom Senior Westpac di Auckland.

Bank Sentral Selandia Baru atau Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) mulai memangkas suku bunga pada Agustus, tetapi langkah tersebut belum berhasil memicu peningkatan pengeluaran konsumen. Salah satu alasannya adalah hanya sebagian kecil pinjaman rumah tangga yang berbunga variabel. Pada Oktober, bank sentral mempercepat pemotongan dengan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin, membawa suku bunga (Official Cash Rate/OCR) menjadi 4,75%. Sebagian besar ekonom memperkirakan akan ada pemotongan lebih lanjut sebesar 50 basis poin pada pekan ini.

Belanja ritel Selandia Baru. (Sumber: Bloomberg)

Ekonomi Selandia Baru terkontraksi sebesar 0,2% pada kuartal kedua. Para ekonom lokal memprediksi bahwa produk domestik bruto (PDB) kembali menurun dalam tiga bulan hingga September, yang berarti negara ini memasuki resesi kedua dalam waktu kurang dari dua tahun.

Pengeluaran rumah tangga tetap lemah meskipun pendapatan meningkat berkat pemotongan pajak penghasilan moderat yang mulai berlaku pada 31 Juli lalu.

Pengeluaran konsumen yang lemah ini mengikuti data yang menunjukkan industri manufaktur dan jasa berada dalam kemerosotan berkepanjangan. Selain itu, tingkat pekerjaan juga menurun dalam tiga bulan hingga September. Data resmi PDB kuartal ketiga dijadwalkan rilis pada 19 Desember mendatang.

Laporan hari ini menunjukkan konsumen mengurangi pengeluaran di supermarket dan toko serba ada, sementara pembelian di toko peralatan rumah tangga dan bahan bangunan relatif tidak berubah. Meski begitu, penjualan mobil dan barang elektronik mengalami peningkatan.

(bbn)

No more pages