Logo Bloomberg Technoz

Ritel Selandia Baru Melemah Lagi, Resesi Kembali Mengancam

25 November 2024 09:00

Suasana kota di Selandia Baru (Dok: Bloomberg)
Suasana kota di Selandia Baru (Dok: Bloomberg)

Tracy Withers - Bloomberg News

Bloomberg, Belanja ritel di Selandia Baru mengalami penurunan untuk kuartal kedua berturut-turut akibat suku bunga tinggi yang melemahkan sentimen konsumen. Hal ini semakin mengindikasikan bahwa ekonomi negara tersebut berada dalam resesi pada pertengahan tahun ini.

Volume penjualan ritel turun 0,1% dalam tiga bulan hingga September, setelah sebelumnya mencatat penurunan sebesar 1,2% pada kuartal kedua, menurut laporan Statistik Selandia Baru, Senin (25/11/2024), di Wellington. Para ekonom sebelumnya memperkirakan penurunan sebesar 0,5%.

“Meski lebih baik dari perkiraan, data hari ini sejalan dengan lemahnya pertumbuhan ekonomi yang kami perkirakan untuk kuartal September,” kata Satish Ranchhod, Ekonom Senior Westpac di Auckland.

Bank Sentral Selandia Baru atau Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) mulai memangkas suku bunga pada Agustus, tetapi langkah tersebut belum berhasil memicu peningkatan pengeluaran konsumen. Salah satu alasannya adalah hanya sebagian kecil pinjaman rumah tangga yang berbunga variabel. Pada Oktober, bank sentral mempercepat pemotongan dengan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin, membawa suku bunga (Official Cash Rate/OCR) menjadi 4,75%. Sebagian besar ekonom memperkirakan akan ada pemotongan lebih lanjut sebesar 50 basis poin pada pekan ini.

Belanja ritel Selandia Baru. (Sumber: Bloomberg)