Pulihnya pariwisata pascapandemi ini hanya meningkatkan permasalahan di Pulau Dewata. Pariwisata yang terlalu berlebihan ini telah membuat inti kehidupan masyarakat Bali.
Sehingga apabila turis masuk meningkatkan perekonomian, tapi di sisi lain memberikan tekanan yang sangat besar untuk infrastruktur Bali.
"Pantai-pantai yang dulunya bersih, seperti Kuta dan Seminyak, kini terkubur di bawah tumpukan sampah, dengan sistem pengelolaan sampah setempat yang berjuang keras untuk mengatasinya," tulis Fodor dalam website resminya.
Permasalahan Bali tidak layak dikunjungi bukan hal baru. Pada tahun 2020, Fodor juga memasukkan Pulau Dewata sebagai destinasi terlarang, dan tidak disarankan sebagai tempat wisata.
Berikut 15 Destinasi Wisata yang Tak Layak Dikunjungi pada 2025 versi Fodor:
1. Bali, Indonesia
2. Barcelona, Spanyol
3. Mallorca, Spanyol
4. Kepulauan Canary, Spanyol
5. Venice, Itali
6. Lisbon, Portugal
7. Koh Samio, Thailand
8. Gunung Everest, Nepal
9. Agrigento, Itali
10. Virgin Island
11. Kerala, India
12. Kyoto, Jepang
13. Tokyo, Jepang
14. Oaxaca, Meksiko
15. Scotland North Coast 500, Skotlandia
Respon Menteri Pariwisata
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menampik padatnya wisatawan di sejumlah destinasi favorit di Bali bukan karena jumlah wisatawan yang berlebih.
Menurut Widiyanti, hal itu akibat adanya penyebaran wisatawan yang belum merata karena menumpuk di Bali bagian selatan. Sementara Bali bagian utara maupun bagian barat memiliki banyak potensi wisata yang masih belum banyak digali untuk wisatawan.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyadari tantangan yang dihadapi Bali terkait kurang meratanya persebaran wisatawan, seperti yang disoroti Fodor's. Oleh karena itu, Widiyanti berupaya mendorong pemerataan wisatawan di Bali.
"Kementerian Pariwisata tidak tinggal diam," kata Widiyanti dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (24/11/2024).
Kemenpar berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan stakeholder terkait meluncurkan paket wisata 3B, yakni Banyuwangi-Bali Barat-Bali Utara yang diharapkan semakin memperkaya pilihan tujuan berwisata wisatawan.
"Paket wisata yang ditawarkan meliputi seluruh daya tarik yang ada di masing-masing daerah. Mulai dari alam, budaya, produk wisata buatan, desa wisata, dan lainnya,” kata Widiyanti.
(dec/spt)