Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan rupiah kemungkinan masih akan terbatas pada perdagangan di pasar spot Senin, mengawali pekan ketika Bank Indonesia dijadwalkan menggelar Pertemuan Tahunan alias Banker's Dinner pertengahan minggu ini.

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) masih bercokol perkasa di kisaran 106,96 pagi ini di pasar Asia. Level itu walau masih cukup tinggi, sejatinya sudah lebih lemah dibandingkan penutupan pekan lalu yang menyentuh 107,55. Level dolar AS saat ini juga masih terbilang kuat karena menjadi yang tertinggi sejak 18 Novemver 2022.

Keperkasaan dolar AS menekan rupiah forward yang ditutup lemah pada Jumat lalu di bursa New York, di kisaran Rp15.957/US$. Pagi ini, mengikuti laju dolar AS yang beringsut turun, rupiah NDF juga sedikit menguat di kisaran Rp15.927/US$.

Penurunan the greenback dari level tertinggi dua tahun, memberi ruang penguatan bagi mata uang Asia pada pembukaan pasar Senin hari ini. Semua mata uang negara Asia yang sudah dibuka pasarnya pada pukul 07:27 WIB, menguat.

Dipimpin oleh won Korsel 0,6%, lalu yen 0,55%, dolar Singapura 0,31%, yuan offshore 0,27%, ringgit 0,22% dan dolar Hong Kong 0,01%.