Logo Bloomberg Technoz

“Eskalasi Rusia-Ukraina meningkatkan suhu geopolitik ke level yang lebih tinggi dari perang Israel dan milisi yang didukung Iran. Pasar pun bereaksi,” kata Ole Hansen, Head of Commodity Strategies di Saxo Bank.

Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven). Biasanya permintaan emas akan meningkat saat situasi sedang tidak pasti.

Selain itu, sentimen positif terhadap harga emas juga datang dari ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS). Gubernur bank sentral AS Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee menyebut bahwa suku bunga acuan bisa turun dalam 12-18 bulan ke depan seiring dengan inflasi yang melambat ke arah target 2%.

Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25-4,5% pada Desember adalah 50,9%. 

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 58,76. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Akan tetapi, investor patut waspada karena indikator Stochastic RSI ada di 98,67. Sudah jauh di atas 80, yang berarti sangat jenuh beli (overbought).

Cermati pivot point di US$ 2.717/troy ons. Jika tertembus, maka bukan tidak mungkin harga emas akan mengetes target support terdekat di US$ 2.694/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5.

Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.723/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi ke arah US$ 2.735/troy ons.

(aji)

No more pages