“Sekali lagi kami melihat timah ini sebagai mineral kritis dan strategis di Indonesia kita harus pintar-pintar me-manage-nya dalam hal eksploitasinya. Kita harus sangat hati-hati untuk memproduksi berapa volume produksi yang harus dikeluarkan dari Indonesia,” ujarnya.
Dicky mencontohkan, pada 2018—2019 produksi timah melimpah, tetapi harga timah malah turun. Indonesia padahal merupakan produsen kedua terbesar di dunia setelah China dalam pasar timah global. Dia menyebut China dapat memproduksi 180.000 ton per tahun, sementara Indonesia bisa mencapai 70.000 ton anual.
“Jadi China dan Indonesia itu sudah memegang pasar 70% dari total demand dunia yang totalnya 350.000 ton,” imbuhnya.
Penertiban Tambang
Tantangan lainnya bagi PT Timah pada tahun depan adalah menertibkan tambang-tambang ilegal agar target volume produksi perseroan dapat tercapai.
Dari sisi harga, perseroan memproyeksikan timah pada 2025 berada di kisaran US$ 29.000/ton—US$ 31.000/ton, di tengah optimisme perseroan bahwa permintaan terhadap komoditas bahan baku solder itu akan menguat tahun depan.
Meski demikian, ramalan PT Timah tersebut tidak berbeda alias stagnan dari proyeksi harga timah yang ditetapkan perseroan untuk tahun ini.
“Kami akan bertahan di angka yang sama seperti 2024. Ada beberapa analis market trader timah yang sangat optimistis dengan timah, bahkan mereka bisa bilang sampai harga US$35.000/ton. Akan tetapi, konservatif kita bilang di US$29.000/ton—US$31.000/ton,” kata Dicky.
PT Timah mencatat produksi bijih timah sebesar 15.189 ton per September 2024. Capaian itu naik 36% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 11.201 ton. Kemudian, produksi logam timah naik 25% menjadi 14.440 metrik ton dari periode yang sama tahun lalu sebesar 11.540 metrik ton.
Penjualan logam timah meningkat 21% menjadi 13.441 metrik ton per September 2024 dibandingkan periode yang sama sebesar 111.100 metrik ton.
Sementara itu, harga jual rata-rata hingga September 2024 menjadi US$31.183 metrik ton. Capaian ini naik 15% dari periode yang sama tahun lalu US$27.017 metrik ton.
(mfd/wdh)