Logo Bloomberg Technoz

“Hasil ini mencerminkan upaya berkelanjutan kami untuk mengoptimalkan operasional dan menjaga profitabilitas di tengah fluktuasi harga nikel global. Perluasan kapasitas produksi kami mendukung kebutuhan pasar yang terus meningkat, khususnya di sektor baterai kendaraan listrik,” ujarnya melalui pernyataan resmi, dikutip Sabtu (23/11/2024).

Adapun, produksi feronikel (FeNi)—untuk bahan baku baja nirkarat — dari smelter berbasis rotary kiln electric furnance (RKEF) tercatat sebanyak 95.813 ton, naik 39% secara tahunan.

Secara kumulatif, total produksi bijih nikel Harita sepanjang sembilan bulan pertama tahun berjalan mencapai lebih dari 16,27 juta wet metric tonnes (wmt), naik 12% yoy.

Ditopang kenaikan produksi bijih serta output dari fasilitas smelter tersebut, Harita Nickel membukukan pendapatan Rp20,38 triliun, naik 18% yoy, pada kuartal I—III tahun ini.

Laba kotor mencapai Rp6,66 triliun, naik 9% secara tahunan, sementara EBITDA meningkat 14% menjadi Rp8,88 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp4,84 triliun, tumbuh 8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Proyek Vale

Selain Harita, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menjadi penambang nikel lain yang getol berinvestasi di proyek smelter HPAL.

Smelter nikel./Bloomberg- Cole Burston

Teranyar, Vale menandatangani kerja sama dengan GEM Co Ltd untuk pembangunan pabrik pemurnian atau smelter HPAL senilai US$1,4 miliar (atau setara Rp22,07 triliun asumsi kurs saat ini).

Proyek smelter HPAL ini berlokasi di Sulawesi Tengah dan bertujuan untuk menjadi pabrik pengolahan nikel dengan produksi setidaknya 60.000 ton nikel dalam bentuk MHP setiap tahun, yang merupakan komponen penting untuk baterai sistem penyimpanan energi (ESS).

"Visi kami untuk proyek HPAL ini adalah menetapkan standar global baru dalam produksi MHP berkelanjutan," ujar CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy dalam siaran pers, medio November.

Febriany menjelaskan investasi ini mencakup tiga hal. Pertama, pengembangan pusat penelitian dan pengembangan sebesar US$40 juta untuk transfer pengetahuan dan pengembangan talenta lokal Indonesia.

Kedua, US$30 juta untuk ESG Compound yang mencakup lanskap hijau, asrama karyawan, suplai air domestik, dan pengolahan limbah. Ketiga, US$10 juta untuk komitmen pembangunan masyarakat dan fasilitas umum.

Saat ini Vale memiliki beberapa proyek smelter HPAL yang sedang berproses, termasuk; Pomalaa, Sulawesi Tengah, Luwu Timur, dan SOA.

Sekadar catatan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan total cadangan bijih nikel mencapai 5,32 miliar ton dan cadangan logam nikel 56,11 juta ton per 2024, di mana Maluku Utara menjadi provinsi dengan jumlah cadangan yang paling banyak.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno memberikan perincian cadangan bijih nikel mencapai 5,32 miliar ton ini terdiri dari 60% saprolit dan 40% limonit. 

Saprolit merupakan nikel kadar tinggi dan banyak diolah melalui sistem RKEF. Nikel ini menghasilkan produk berupa nickel pig iron (NPI), FeNi, atau nickel matte untuk bahan baku baja nirkarat alias stainless steel.

Sementara itu, limonit merupakan nikel kadar rendah yang umumnya diolah melalui sistem HPAL untuk menghasilkan MHP yang dibutuhkan untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.

(wdh)

No more pages