Logo Bloomberg Technoz

Secara mingguan, harga emas naik 5,98% sepanjang pekan ini. Kenaikan tersebut menjadi penguatan mingguan terbaik sejak Maret 2023. 

Karyawati merapihkan emas logam mulia Antam di Butik Emas ANTAM, Jakarta, Selasa (16/72024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Pekan ini, kenaikan harga emas dipicu oleh peningkatan tensi geopolitik, terutama seputar perang Rusia-Ukraina. Bloomberg News mengabarkan, Ukraina menyebut Rusia telah meluncurkan misil balistik jenis baru ke Kota Dnipro. Ini terjadi usai Ukraina menembakkan misil ke perbatasan Rusia dengan senjata yang dipasok dari negara-negara barat.

“Eskalasi Rusia-Ukraina meningkatkan suhu geopolitik ke level yang lebih tinggi dari perang Israel dan milisi yang didukung Iran. Pasar pun bereaksi,” kata Ole Hansen, Head of Commodity Strategies di Saxo Bank.

Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven). Biasanya permintaan emas akan meningkat saat situasi sedang tidak pasti.

Selain itu, sentimen positif terhadap harga emas juga datang dari ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS). Gubernur bank sentral AS Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee menyebut bahwa suku bunga acuan bisa turun dalam 12-18 bulan ke depan seiring dengan inflasi yang melambat ke arah target 2%.

Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25-4,5% pada Desember adalah 52,7%. 

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

(aji)

No more pages