Logo Bloomberg Technoz

Indonesia adalah produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia. Jadi dinamika di Indonesia akan sangat menentukan pembentukan harga.

Ilustrasi petani sawit melakukan panen (Joshua Paul/Bloomberg)

Selain itu, penurunan harga minyak nabati lainnya juga membebani harga CPO. Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) jatuh 1,52%. Sementara di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS), harga berkurang 0,71%.

Kemudian harga minyak biji bunga matahari terpangkas 0,73. Sedangkan harga minyak rapeseed minus 0,49%.

Saat harga minyak nabati pesaing makin murah, maka keuntungan untuk beralih ke CPO menjadi berkurang. Sebab, berbagai komoditas tersebut bisa saling menggantikan.

Analisis Teknikal

Setelah anjlok pekan ini, bagaimana proyeksi harga CPO minggu depan? Apakah ada harapan bangkit?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO masih bertahan di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 65,67. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Adapun indikator Stochastic RSI ada di 62,11. Menempati area beli (long) yang bahkan cukup kuat.

Oleh karena itu, harga CPO berpeluang bangkit pekan depan, Target resisten ada di rentang MYR 4.821-5.090/ton.

Sementara target support ada di kisaran MYR 4.600-4.395/ton.

(aji/wdh)

No more pages