Erica Yokoyama, Yuki Hagiwara dan Alastair Gale - Bloomberg News

Bloomberg, Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba mengonfirmasi pada Jumat (22/11/2024) bahwa paket stimulus yang diharapkan mendapat persetujuan pada hari yang sama akan sedikit lebih besar dibandingkan tahun lalu. Hal ini merupakan tindak lanjut dari janjinya untuk meningkatkan dukungan bagi rumah tangga dan bisnis yang kesulitan menghadapi biaya hidup yang lebih tinggi.

“Hal yang paling penting adalah meningkatkan upah untuk semua generasi,” kata Ishiba kepada wartawan pada Jumat. “Ini harus terjadi sekarang dan di masa depan.”

Ishiba menyatakan bahwa total ukuran paket stimulus ini akan mencapai ¥39 triliun (sekitar Rp4.021 triliun), dengan fokus pada angka yang biasanya bergantung pada proyeksi pengeluaran dari sektor swasta. Namun, ia memastikan bahwa biaya aktual dari langkah-langkah ini akan lebih mendekati ¥13,9 triliun (sekitar Rp1.433 triliun), sesuai dengan angka yang dilihat oleh Bloomberg dalam draf paket tersebut.

Penyusunan paket stimulus dengan anggaran tambahan yang akan menyusul menjadi ujian penting bagi kemampuan Ishiba untuk melanjutkan kebijakannya, mengingat koalisi pemerintahannya kini hanya memiliki mayoritas minoritas di parlemen. Ishiba mencapai kesepakatan dengan partai oposisi kecil, Partai Demokrat untuk Rakyat (DPP), untuk mendapatkan cukup dukungan bagi rencana stimulusnya.