Saat ini, dari 30 negara anggota NATO, tinggal Turki dan Hungaria yang belum meratifikasi permohonan Finlandia dan Swedia tersebut. Pada Senin (23/01/2023) ini, Erdogan memberikan sinyal menarik dukungan kepada Swedia untuk bergabung dengan NATO yang dipicu oleh aksi pembakaran Alquran di Stockholm.
Menanggapi Erdogan, para pejabat AS menegaskan kembali dukungan mereka untuk ekspansi NATO.
Komentar Erdogan menambahkan keraguan mengenai prospek Swedia untuk bergabung dengan aliansi tersebut. Menurut dua pejabat Turki yang tidak mau dikutip namanya, Turki telah menyarankan untuk memproses permohonan Finlandia secara terpisah di awal proses karena tidak memiliki masalah besar dengan negara tersebut, tetapi gagasan tersebut ditentang oleh negara-negara Nordik serta Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Sementara itu, Hungaria berencana untuk memproses permohonan Swedia dan Finlandia tersebut pada pembukaan parlemen bulan depan.
Turki pada prinsipnya telah menyetujui sekutu NATO termasuk AS mengundang Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan kelompok itu, tetapi Turki menuntut Swedia untuk bertindak keras terhadap kelompok Kurdi yang dianggap sebagai organisasi teroris.
Haavisto mengatakan bahwa saat ini ada tindakan dari beberapa pihak untuk memprovokasi Turki dan menjadi penghalang bergabungnya Swedia dan Finlandia ke NATO.
“Para pengunjuk rasa mempermainkan keamanan Finlandia dan Swedia dalam situasi saat ini dengan tindakan yang jelas dimaksudkan untuk memprovokasi Turki,” kata Haavisto.
Upaya Finlandia untuk bergabung dengan NATO ini terutama bertujuan untuk mencegah perang di masa depan dan memiliki tinggi militer yang kuat untuk mempertahankan diri.
(krz/ggq)