Logo Bloomberg Technoz

Data Klaim Pengangguran sempat membuat pasar gelisah, akan tetapi pernyataan terbaru bernada dovish dari Gubernur Federal Reserve Bank of Chicago Austan Goolsbee, menahan ekspektasi pasar akan pemangkasan bunga The Fed dalam pertemuan pamungkas di tahun 2024 di FOMC bulan depan, mengutip CME FedWatch Tools.

Probabilitas Federal Funds Rate Desember (Sumber: CME FedWatch)

Goolsbee menyatakan, suku bunga diperkirakan akan turun signifikan, karena inflasi mulai mendekati target Bank Sentral. Itu memberi optimisme pada pasar. Ekspektasi penurunan bunga The Fed pada Desember melesat kembali mendekati 60%.

Di sisi belahan dunia lain, ketegangan geopolitik terus berlanjut setelah Rusia mengklaim meluncurkan jenis rudal balistik baru ke Ukraina. Serangan ini dianggap sebagai eskalasi besar dalam konflik dan sinyal kuat kepada pendukung Ukraina di negara-negara Barat, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

“Geopolitik selalu berpotensi memicu volatilitas pasar, seperti yang kita lihat di Ukraina,” ujar Themis Themistocleous, Kepala Investasi EMEA UBS Wealth Management, kepada Bloomberg Television.

Jika laporan ini dikonfirmasi, penggunaan ICBM dalam pertempuran akan menjadi yang pertama sejak senjata ini dikembangkan pada awal Perang Dingin. Rudal tersebut diluncurkan dari Astrakhan, dekat Laut Kaspia, dengan jarak lebih dari 1.000 Kilometer. 

Terlebih lagi, Kedutaan Besar AS dan beberapa negara Uni Eropa di Kyiv menutup sementara operasionalnya pada Rabu, mengantisipasi kemungkinan serangan rudal besar dari Rusia.

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, Kekhawatiran geopolitik pasca konflik yang meningkat di Ukraina di awal minggu ini juga membebani sentimen investor, membuat permintaan atas aset-aset safe haven lebih tinggi, termasuk emas dan surat utang Pemerintah.

“Investor khawatir mengenai eskalasi ketegangan antara Rusia dan Ukraina,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Sementara itu dari dalam negeri, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, data ekonomi RI menunjukan surplus Neraca Dagang Indonesia (NPI) memasuki bulan ke 54 secara berturut-turut.

Kondisi ini ditopang oleh pertumbuhan nilai ekspor sebesar 10.69% yoy di Oktober 2024. 

“Sayangnya kondisi ini belum mampu meredam aksi jual Investor Asing di perdagangan Kamis secara signifikan,” mengutip riset Phintraco.

Pasalnya Investor Asing amat gencar melangsungkan aksi jual bersih (Net Sell) mencapai Rp1,13 triliun pada perdagangan saham di seluruh pasar. Sama halnya, di pasar reguler investor asing juga mencatat Net Sell sejumlah Rp1,09 triliun.

Dengan demikian, IHSG diperkirakan kembali bergerak fluktuatif dalam rentang 7.100–7.180 di perdagangan Jumat.

(fad/ain)

No more pages