Efek Kenaikan PPN Jadi 12%: Lebih Mudarat Ketimbang Manfaat
Ruisa Khoiriyah
22 November 2024 10:50
Bloomberg Technoz, Jakarta - Seruan menerapkan gaya hidup hemat alias frugal living sebagai respon penolakan atas kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), masih bergema di media sosial sampai hari ini.
Sebagian masyarakat bahkan lebih gamblang dengan mengajak mengalihkan belanja rutin ke sektor-sektor yang belum tersentuh pajak, misalnya ke sektor informal.
Meski dinilai akan sulit menghindar sama sekali dari kewajiban membayar pajak, mengingat PPN dan jenis-jenis pajak konsumsi lain dikenakan pada hampir semua barang/jasa, gerakan tersebut diklaim bisa memberi peringatan yang nyata pada penyelenggara negara agar mendengarkan aspirasi masyarakat.
"Argumen ini bener banget. Hidup bersahaja, berhemat, menahan diri, sekaligus 'mengingatkan pemerintah akan dampak kebijakannya sendiri. Ingat: pertumbuhan ekonomi = komsumsi masyarakat + belanja pemerintah + ekspor - impor + investasi. Jadi, konsumsi masyarakat itu koentji!" -- tulis akun X @yanuarnugroho, pada 15 November.
Ketika masyarakat mengurangi belanja, efeknya memang bisa dahsyat pada perekonomian. Hal itu karena konsumsi masyarakat merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi domestik.