Logo Bloomberg Technoz

Sementara harga minyak rapeseed ambruk 3,86%. Saat harga minyak nabati pesaing lebih murah, maka keuntungan menggunakan CPO menjadi berkurang. Sebab, berbagai komoditas ini memang bisa saling menggantikan.

“Prospek permintaan CPO juga menjadi perhatian pada November dan Desember, karena India sudah membeli stok yang cukup. Oleh karena itu, pasokan di pasar akan melimpah,” kata Paramalingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari, seperti dikabarkan Bloomberg News.

Di sisi lain, nilai tukar mata uang ringgit Malaysia pun menguat. Kemarin, ringgit terapresiasi 0,2% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Saat ringgit menguat, maka CPO menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan CPO akan turun dan harga mengikuti.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 60,97. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sedangkan indikator Stochastic RSI ada di 8.28. Sudah jauh di bawah 20, yang berarti sangat jenuh jual (oversold).

Oleh karena itu, harga CPO berpeluang naik. Cermati pivot point di MYR 4.987/ton. Jika tertembus. maka target resisten ada di rentang MYR 5.094-5.116/ton.

Adapun target support terdekat adalah MYR 4.696/ton. Penembusan di titik ini berisiko membawa harga CPO turun lagi ke arah MYR 4.631/ton.

(aji)

No more pages