Risiko Pelemahan Rupiah Masih Besar, Hati-Hati Jebol Rp16.000/US$
Tim Riset Bloomberg Technoz
22 November 2024 07:40
Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan masih akan tertekan di pasar spot, pada perdagangan hari terakhir pekan ini. Sentimen pasar global masih menjadi sumber tekanan utama bagi rupiah.
Indeks dolar Amerika Serikat (AS) dini hari tadi mengakhiri perdagangan di bursa New York dengan penguatan 0,27%, sempat menyentuh 107, tertinggi sejak Oktober 2023 atau setahun silam. Para pemodal juga terus menaikkan yield Treasury, surat utang AS, terutama tenor pendek, karena data klaim pengangguran awal Amerika lebih kecil ketimbang ekspektasi pasar.
Data itu memberi sinyal campuran karena klaim pengangguran lanjutan menyentuh level tertinggi dalam tiga tahun terakhir memberi sinyal para penganggur di AS mungkin kesulitan mendapatkan pekerjaan baru.
Data klaim pengangguran sempat menekan yield Treasury, akan tetapi pernyataan bernada dovish dari Gubernur Federal Reserve Bank of Chicago Austan Goolsbee, menahan ekspektasi pasar akan penurunan bunga The Fed dalam pertemuan terakhir FOMC bulan depan.
Goolsbee menyatakan bahwa suku bunga diperkirakan akan turun signifikan, karena inflasi mulai mendekati target bank sentral. Itu memberi optimisme pada pasar. Ekspektasi penurunan bunga The Fed pada Desember naik lagi mendekati 60%.