Logo Bloomberg Technoz

'Frugal Living' Robohkan Konsumsi, Bikin Ekonomi Makin Lesu

Dovana Hasiana
21 November 2024 18:00

Ilustrasi stok gula konsumsi di ritel modern./Bloomberg-Dean Hutton
Ilustrasi stok gula konsumsi di ritel modern./Bloomberg-Dean Hutton

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai seruan untuk hidup hemat atau frugal living, sebagai bentuk protes atas kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12%, akan menurunkan konsumsi rumah tangga.

Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto menjelaskan, akibat konsumsi rumah tangga menurun adalah ekonomi Indonesia akan mengalami pelemahan lebih dalam.

"Kalau itu benar-benar terjadi, konsumsi kita [sekarang] tinggal 4,9% [secara tahunan], [nanti] bisa turun lebih dalam lagi mungkin 4,8% atau 4,75% tergantung momentum juga apakah frugal living-nya saat hari raya atau apa itu lebih penting karena konsumsi kita meningkatnya musiman," ujar Eko saat ditemui di Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2024).

Badan Pusat Statistik melaporkan pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2024, yang menjadi motor utama pendorong ekonomi domestik, terkontraksi dengan pertumbuhan -0,48% (quarter-to-quarter/qtq). Angka itu tergerus dibandingkan kuartal II-2024 yang masih tumbuh 3,12% qtq.

Secara tahunan, kinerja konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2024 melambat jadi hanya tumbuh 4,91% (year-on-year/yoy), dibandingkan 4,93% pada kuartal sebelumnya.