Berikut ini beberapa negara yang terancam tidak mendapatkan pengembalian apabila Amerika benar-benar gagal menaikkan plafon utang untuk membayar pinjaman, berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Keuangan AS yang dirilis 15 Maret 2023:
- Jepang, nilai kepemilikan US Treasury US$1.104,4 miliar
- China, nilai kepemilikan US Treasury US$859,4 miliar
- Inggris, nilai kepemilikan US Treasury US$668,3 miliar
- Belgia, nilai kepemilikan US Treasury US$331,1 miliar
- Luxemburg, US$318,2 miliar
- Cayman Island, US285,3 miliar
- Kanada, US$254,1 miliar
- Irlandia, US$253,4
- Taiwan, US$234,6 miliar
- India, US$232 miliar
- Hong Kong, US$226,8 miliar
- Brazil, US$214 miliar
- Singapura, US$187,6 miliar
- Prancis, US$183,9 miliar
- Saudi Arabia, US$111 miliar
Presiden AS Joe Biden Senin (01/04/2023) sore menelepon McCarthy untuk mengundangnya ke Gedung Putih pada 9 Mei untuk membahas batas soal utang ini, bersama dengan tiga pemimpin bipartisan lainnya.
"Mengingat proyeksi saat ini, sangat penting bagi Kongres untuk bertindak sesegera mungkin untuk meningkatkan atau menangguhkan plafon utang dengan cara yang memberikan kepastian jangka panjang bahwa pemerintah akan terus melakukan pembayarannya," kata Yellen dalam suratnya, Senin (1/5/2023).
Saksikan video di bawah ini:
Apa yang Terjadi Jika Pemerintah Amerika Serikat Gagal Bayar Utang
(rui/roy)