Bank Indonesia memutuskan menunda pemangkasan BI Rate membuat selisih antara suku bunga BI dengan suku bunga The Fed dalam 3 tahun mendekati rata-rata yaitu 121 bps.
“Pada November 2024 selisih suku bunga masih diatas dari rata-rata yaitu di 125 bps. Namun selisih antara suku bunga BI dan The Fed yang semakin mengecil mengakibatkan investor mulai mencari imbal hasil yang lebih menarik di luar Indonesia,” mengutip riset Phintraco Sekuritas.
Hingga perdagangan Sesi II, sehari setelah pengumuman suku bunga acuan, berikut pergerakan harga saham empat bank besar berdasarkan data Bloomberg.
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ambles 2,89% ke level Rp4.710/saham
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) drop 1,48% ke level Rp9.925/saham
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah 1,38% ke level Rp4.270/saham
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tertekan 1,20% ke level Rp6.150/saham
Perry Warjiyo, dalam jumpa pers kepada media usai RDG di kantornya, Jakarta, Rabu kemarin menyebut, fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak makin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dengan perkembangan politik di Amerika Serikat. Fokusnya tetap menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
Akan tetapi, tambah Perry, bukan berarti BI tidak memikirkan soal pertumbuhan ekonomi. Meski bukan melalui kebijakan moneter, upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dilakukan melalui kebijakan makroprudensial.
Ke depan, BI terus akan memperhatikan pergerakan nilai tukar Rupiah dan prospek inflasi serta perkembangan data dan dinamika kondisi yang berkembang dalam mencermati ruang penurunan suku bunga lebih lanjut.
Pada kesempatan yang sama, BI juga melaporkan pertumbuhan kredit perbankan pada Oktober 2024 tercatat 10,92% year-on-year.
Angka hanya meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan utang pada September 2024 yang berada di level 10,85% yoy.
Gubernur BI mengatakan, berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, masing-masing tercatat 9,25% yoy, 13,63% yoy, dan 11,01% yoy pada Oktober 2024.
“Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 11,93% yoy, sementara kredit UMKM (Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro) tumbuh 4,76% yoy,” kata Perry.
Dengan perkembangan tersebut, Bank Sentral memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2024 tetap berada pada kisaran 10–12%, dan berpotensi meningkat pada 2025.
(fad)