Sementara GQG, yang dipimpin investor pasar negara berkembang Rajiv Jain, mengatakan bahwa lebih dari 90% aset kliennya diinvestasikan pada emiten-emiten yang tidak terkait dengan Adani Group. Meski beitu, penerimaan deposito perusahaan investasi yang terdaftar di Sydney ini merosot hingga rekor 19%.
Rajiv Jain telah menjadi pendukung paling vokal Adani sejak perusahaan ini diguncang akibat laporan mengejutkan dari Hindenburg Research pada Januari 2023. Firma investasi itu menuduh Adani melakukan "penipuan korporat" terbesar di dunia. Miliarder India itu berulang kali membantah tuduhan tersebut.
GQG mendukung Adani dalam beberapa bulan setelah muncul laporan short-seller yang menghapus lebih dari US$150 miliar nilai pasar grup tersebut.
Sejak itu nilai pasar Adani Group melonjak hingga hampir menutupi semua kerugian terkait dengan Hindenburg. Sehingga, keputusan investasi Rajiv Jain pada grup tersebut dinilai sangat tepat.
Baru sekitar sebulan lalu, GQG begitu optimistis atas investasinya pada Adani Group. Manajer portofolionya, Brian Kersmanc, mengatakan kepada Bloomberg Television bahwa ia "sangat senang dengan adanya ruang besar bagi pertumbuhan yang berkelanjutan" di perusahaan konglomerat tersebut.
GQG, melalui berbagai dana milikinya, memegang saham di sebagian besar perusahaan utama Adani Group. Di perusahaan induk Adani Enterprises, GQG memiliki saham sebesar 3,52%, menurut pengajuan peraturan terbaru.
Sebagian saham perusahaan utama lainnya, seperti Adani Ports and Special Economic Zone Ltd dan Adani Power Ltd, juga dipegang oleh GQG.
(bbn)