Pendek kata, dua lini baik moneter maupun kebijakan fiskal, kesemuanya potensial membuat pengeluaran masyarakat kian tertekan.
Ekonomi 2025 cenderung suram. "Dengan berbagai rencana kebijakan baru yang potensial menekan konsumsi masyarakat, pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa di kisaran 4,7%-4,9% saja," kata Ekonom CELIOS Bhima Yudistira dalam Economic Outlook 2025 yang dihelat Grant Thornton di Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Beradaptasi terhadap perubahan menjadi jalan logis. Menerapkan frugal living menjadi salah satunya.
Bahkan, sebenarnya dengan potensi berbagai pungutan baru ke depan, diniatkan atau tidak, masyarakat yang memiliki pendapatan menengah dan bawah, mau tidak mau memang harus lebih berhemat agar bisa bertahan.
Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan mengantisipasi situasi perekonomian yang cenderung ketat, suram dan terbatas, seperti disarikan oleh Certified Financial Planner Divisi Riset Bloomberg Technoz:
Wise Spending
Berhemat ada batasnya. Tidak semua hal bisa dihemat. Di tengah situasi keterbatasan ketika pendapatan stagnan sementara pengeluaran meningkat, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah menerapkan wise spending alias pengeluaran bijak nan terukur.
Wise spending tidak sekadar berhemat. Juga bukan berarti pelit. Menjadi pebelanja bijak berarti memiliki prioritas pengeluaran secara lebih baik.
Pengeluaran dalam rumah tangga, misalnya, memiliki pengelompokan berdasarkan urgensi. Ada pengeluaran wajib atau mandatory spending seperti membayar cicilan rumah bila ada, atau cicilan yang lain. Lalu, pembayaran uang sewa rumah bila masih menyewa rumah/indekos, pembayaran uang sekolah anak, pembayaran premi asuransi atau iuran BPJS Kesehatan, dan lain sebagainya.
Ada juga pengeluaran untuk kebutuhan primer mulai dari belanja dapur, membayar berbagai utilities (listrik, air, internet, gas, air galon), pulsa telepon dan lain sebagainya. Lalu, ada pengeluaran untuk antisipasi kebutuhan masa depan (future spending), seperti dana pensiun, kebutuhan dana sekolah anak, dan lain-lain.
Di luar tiga kategori itu, sebenarnya semua jenis pengeluaran condong sebagai pengeluaran gaya hidup. Antara lain, biaya hiburan seperti langganan streaming musik/film, liburan atau rekreasi, makan di luar, dan lain sebagainya.
Bila melihat hirarki kebutuhan tersebut, yang terutama harus diprioritaskan adalah pengeluaran wajib dan pengeluaran untuk kebutuhan primer.
Setelah dua itu aman, bisa beralih ke pemenuhan pengeluaran seputar future spending. Sementara yang terkait lifestyle, seseorang bisa mengurangi, menurunkan porsi, beralih ke barang/jasa lebih murah, atau bahkan menghapusnya.
Misalnya, Anda saat ini berlangganan layanan streaming hingga tiga atau empat layanan. Atas nama frugal living, coba kurangi jadi dua saja atau satu layanan saja. Langganan gym juga bisa dihentikan, diganti dengan olahraga sendiri yang tidak perlu menyedot duit banyak seperti lari atau bersepeda. Atau berolahraga di rumah dengan menyetel kanal olahraga di Youtube.
Cerdik Berhemat
Pengeluaran kecil-kecil kerap kali tidak disadari menjadi sumber pembengkakan pengeluaran alias bocor alus anggaran.
Apa yang disebut sebagai 'latte factor' bila serius ditekan bisa cukup membantu Anda mengoptimalkan pendapatan agar tetap memadai menutup biaya hidup.
Misalnya, daripada membeli air minum dalam kemasan setiap kali pergi keluar rumah, biasakan membawa tumbler.
Begitu juga bagi penggemar kopi kekinian, bisa memulai membuat kopi sendiri di rumah dan membawanya dalam tumbler.
Biasakan juga membawa bekal makan siang sendiri ketimbang membeli ketika di luar rumah. Selain lebih sehat, Anda bisa terhindar dari pengeluaran lebih mahal gara-gara pajak yang naik.
Lalu, ketimbang berbelanja di supermarket besar yang terkena beban pajak lebih besar, manfaatkan belanja ke warung tetangga untuk kebutuhan groceries yang bisa disubstitusi tempat belinya. Untuk mencari harga lebih murah, Anda bisa belanja bulanan ke toko grosir terdekat.
Sedangkan terkait biaya transportasi, optimalkan transportasi publik yang sudah cukup nyaman saat ini di kota-kota besar. Atau bila selama ini ada ketergantungan besar pada jasa ojek online, manfaatkan opsi berlangganan yang bisa memberikan reward atau harga lebih murah. Atau, bila memang memungkinkan, mulailah memberanikan diri belajar mengendarai sepeda motor sendiri.
Selain itu, Anda juga memanfaatkan perolehan credit points atau reward points yang sering diberikan dari transaksi-transaksi memakai alat pembayaran tertentu, apakah itu kartu kredit atau QRIS. Reward points itu biasanya bisa ditukar menjadi langganan streaming film, atau diskon belanja. Dengan begitu, Anda tetap bisa memenuhi kebutuhan lifestyle tanpa harus keluar uang.
Misalnya, menukar point reward pembayaran pascabayar telepon dengan langganan streaming film, atau belanja di merchant online memakai diskon dari penukaran poin, dan lain sebagainya.
Tunda Pengeluaran Besar
Bila Anda memiliki rencana dalam waktu dekat untuk renovasi rumah atau membeli furnitur agar rumah makin instagrammable; atau mungkin mau upgrade ponsel lebih canggih, mengganti motor butut dengan sepeda motor lebih bagus, dan lain sebagainya; rencana-rencana itu bisa ditunda lebih dulu.
Dalam situasi yang cenderung makin tidak pasti dan potensial meningkatkan pengeluaran lebih besar untuk kebutuhan sehari-hari, menunda kebutuhan yang masih bisa ditunda adalah pilihan yang masuk akal.
Terkecuali barang tersebut merupakan modal kerja yang sangat mempengaruhi produktivitas dalam mencari cuan, maka kategorinya sudah masuk kebutuhan pokok.
Selain alasan itu, menunda lebih dulu adalah hal bijak sampai perekonomian terlihat lebih cerah prospeknya.
Tunda Komitmen Jangka Panjang
Komitmen jangka panjang termasuk kredit pemilikan rumah, atau kredit usaha yang mengharuskan Anda memastikan keamanan keuangan dalam jangka panjang, sebaiknya ditunda dahulu.
Dengan arah kebijakan moneter masih akan ketat dan mungkin masih akan ketat ke depan, ada prospek biaya pinjaman akan makin mahal di masa mendatang.
Terkecuali Anda bisa memastikan pendapatan memadai dan aman menanggung komitmen kredit jangka panjang tersebut. Atau, kecuali Anda bisa mendapatkan tingkat bunga kredit murah dan tetap dalam periode panjang. Selain itu, lebih baik menundanya.
Persoalannya, saat ini dunia usaha pun sedang lesu yang membuat kapasitas produksi turun dan pemakaian tenaga kerja juga lebih rendah. Tidak heran bila gelombang PHK masih besar, naik 40% pada Oktober dibanding tahun lalu. Stabilitas pendapatan pekerja bisa terganggu bila gelombang PHK meluas.
Di sisi lain, perbankan juga menerapkan lending standard kian ketat di tengah kondisi likuiditas yang kurang leluas hingga menaikkan biaya dana mereka. Dalam situasi seperti sekarang, mendapatkan pinjaman dengan harga murah bukanlah hal mudah.
Perbesar Porsi Dana Darurat
Dengan mengurangi porsi pengeluaran untuk gaya hidup, seseorang bisa memiliki alokasi lebih besar untuk menyiapkan safety net mengantisipasi pemburukan di depan. Jaring pengaman tersebut biasa disebut sebagai dana darurat.
Dana darurat akan menjadi 'sekoci' pertama ketika terjadi guncangan penghasilan yang mengancam konsumsi semakin jauh. Bila dalam situasi normal, alokasi pendapatan untuk darurat cukup 10-20%, atas nama frugal living alokasinya bisa ditingkatkan hingga 30%.
Penempatan dana darurat bisa di instrumen likuid seperti tabungan biasa, bisa juga di reksa dana pasar uang, atau surat berharga tenor pendek.
Pilihan lain yang juga bisa ditimbang adalah di reksa dana pasar uang. Bila kurang nyaman dengan instrumen pasar keuangan, penempatan di emas digital juga bisa ditimbang karena cukup likuid.
Selain itu, dengan prospek penguatan dolar AS ke depan, menempatkan sebagian dana darurat di valuta asing yakni dolar Amerika, juga bisa ditimbang.
Investasi Future Spending
Bila pengeluaran primer dan pengeluaran wajib perlu tetap dipertahankan, sedangkan konsumsi lifestyle dipangkas serta pengeluaran besar ditunda, bagaimana dengan pengeluaran untuk kebutuhan masa depan alias future spending?
Yang termasuk future spending seperti persiapan biaya anak masuk sekolah dasar setahun ke depan, rencana pergi haji, rencana renovasi rumah tiga tahun lagi, dan pengeluaran di masa depan yang pasti akan dilakukan, sebaiknya tetap dijalankan persiapannya. Terkecuali, pendapatan Anda sudah tidak tersisa lagi, itu lain soal.
Agar lebih aman, lakukan juga rebalanding portofolio dengan memperbesar di aset dengan risiko lebih kecil.
Juga, bila target pemakaian dana sudah dekat, pindahkan ke aset yang lebih kecil risikonya. Misalnya, biaya masuk SD anak Anda tahun depan sudah terkumpul 80% dan kebanyakan di saham.
Sebelum tersandung kemerosotan harga aset lebih jauh, pindahkan ke aset berisiko lebih rendah misalnya ke surat berharga bertenor pendek, atau ke deposito perbankan.
Cari Side Hustle
Berhemat ada batasnya, begitu juga mengakali pengeluaran agar tetap terkejar ketika pendapatan stagnan. Jalan satu-satunya adalah menambah penghasilan. Di Indonesia, memiliki pekerjaan sampingan bahkan sudah jadi hal wajiib bila ingin memenuhi semua kebutuhan berikut gaya hidup.
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), mencatat, 15,45% pekerja di Indonesia pada 2023 memiliki pekerjaan sampingan, naik dibanding 2022 yang sebesar 14,4% dan sedikit melampaui proporsi 2019 di angka 15,17%. Motif utama adalah pemenuhan kebutuhan biaya hidup.
Kajian terhadap 10 kota dengan biaya hdup termahal dan termurah berdasarkan Survei Biaya Hidup 2022, memperlihatkan, pendapatan pekerja tidak mampu melampaui biaya hidup yang dibutuhkan.
Contohnya di DKI Jakarta. Ibukota Indonesia ini mencatat median pendapatan untuk pekerjaan di sektor formal sebesar Rp4,4 juta. Sementara rata-rata biaya hidup per rumah tangga di DKI Jakarta adalah Rp14,88 juta pada 2022. "Dengan asumsi terdapat dua orang pekerja formal dalam satu rumah tangga, masih terdapat kekurangan [untuk menutup biaya hidup] sebesar Rp6,08 juta," jelas Peneliti BPS Dewi L. Amaliah dan Ana L. Fitriyani.
Saat ini ada banyak kesempatan bekerja secara jarak jauh alias remote working, mulai dari menjadi Virtual Assistant menjadi Affiliate Marketer, Content Writer hingga konsultan lepas. Jangan terpaku dengan lapangan kerja dalam negeri. Lowongan kerja dari luar negeri cukup banyak melalui platform seperti Upwork, MarketHire, Creative Cycle, dan lain sebagainya.
(rui/aji)