Logo Bloomberg Technoz

Hamas Tolak Pertukaran Sandera Jika Israel Tak Akhiri Perang Gaza

Delia Arnindita Larasati
21 November 2024 14:40

Warga memeriksa kerusakan usai serangan udara Israel di sekolah Rufaida al-Aslamia di Deir Al-balah, Gaza, Kamis (10/10/2024). (Ahmad Salem/Bloomberg)
Warga memeriksa kerusakan usai serangan udara Israel di sekolah Rufaida al-Aslamia di Deir Al-balah, Gaza, Kamis (10/10/2024). (Ahmad Salem/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemimpin sementara Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, menyatakan dalam wawancara yang disiarkan pada Rabu (20/11/2024) bahwa tidak akan ada kesepakatan pertukaran sandera dengan Israel kecuali perang di wilayah Gaza berakhir.

“Tanpa penghentian perang, tidak mungkin ada pertukaran tahanan,” ujar Hayya dalam wawancara yang disiarkan oleh saluran televisi Al-Aqsa milik kelompok tersebut, seperti dilaporkan Reuters.

“Jika agresi tidak dihentikan, mengapa pihak perlawanan, khususnya Hamas, harus mengembalikan para sandera?” lanjutnya. “Bagaimana mungkin seseorang, waras atau tidak, menyerahkan kartu truf yang dimilikinya selagi perang masih berlangsung?”

Upaya negosiasi untuk gencatan senjata di Gaza menemui jalan buntu. Pada hari yang sama, Amerika Serikat memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata permanen tanpa syarat. Duta besar AS untuk PBB menyatakan bahwa Washington hanya akan mendukung resolusi yang secara eksplisit menyerukan pembebasan segera para sandera Israel sebagai bagian dari gencatan senjata.

Hayya, yang memimpin tim negosiasi Hamas dalam pembicaraan dengan mediator Qatar dan Mesir, menyalahkan kurangnya kemajuan dalam negosiasi ini pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu, sebaliknya, menyalahkan kelompok tersebut atas mandeknya pembicaraan.