Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin minggu ini mengunjungi pusat komando dan kontrol di Provinsi Palawan, Filipina barat, yang menghadap ke jalur perairan yang disengketakan tersebut.
Dalam unggahan di platform media sosial X, Austin mengatakan ia "bertemu dengan beberapa anggota militer AS yang dikerahkan ke Satuan Tugas AS Ayungin," yang tampaknya merupakan pengakuan publik pertama atas keberadaannya.
I visited the Command and Control Fusion Centerin Palawan today. I also met with some American service members deployed to U.S. Task Force Ayungin, and I thanked them for their hard work on behalf of the American people and our alliances and partnerships in this region. pic.twitter.com/baqgo72r1T
— Secretary of Defense Lloyd J. Austin III (@SecDef) November 19, 2024
Militer Filipina mengatakan bahwa pasukan AS memberikan bantuan teknis yang membantu meningkatkan kesadaran Manila atas wilayah maritimnya.
Ini adalah "tugas penting yang membantu dalam perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan untuk melindungi kepentingan kami di Laut Filipina Barat," kata juru bicara Francel Margareth Padilla dalam pernyataannya, menggunakan istilah tersebut untuk wilayah LCS yang berada dalam zona ekonomi eksklusif Filipina.
Kedua negara sekutu ini, Senin (18/11/2024) lalu, menandatangani perjanjian agar mereka dapat berbagi informasi pertahanan rahasia di tengah meningkatnya klaim Beijing atas LCS dan Taiwan.
Pada Agustus, Kepala Komando Indo-Pasifik AS Laksamana Samuel Paparo mengatakan bahwa Washington bersedia mengawal kapal-kapal Filipina selama misi pengiriman pasokan di tengah-tengah pertikaian yang berulang kali terjadi dengan kapal-kapal China.
Filipina dan China pada Juli lalu mencapai "kesepakatan sementara" mengenai operasi pengiriman pasokan Manila ke Second Thomas Shoal, yang memuluskan misi-misi tersebut berjalan lancar. Pertemuan antara kedua negara tersebut dilaporkan terjadi di bagian lain dari wilayah perairan yang disengketakan tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
(bbn)
