Prospek kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih pada Januari dan janjinya untuk mengakhiri perang dalam waktu singkat telah menciptakan rasa urgensi baru di antara para sekutu Barat untuk memperkuat posisi Ukraina sebelum melakukan perundingan apa pun.
Kremlin mengatakan pada Rabu (20/11/2024) bahwa mereka siap membahas kemungkinan gencatan senjata di Ukraina dengan Trump. Tawaran yang langsung disambut dengan skeptis oleh para pejabat Barat.
"Dalam beberapa minggu terakhir, kami melihat perubahan signifikan dalam aksi dan retorika tentang Ukraina," kata Menteri Pertahanan Inggris John Healey di Parlemen. "Kami sebagai negara dan sebagai pemerintah menambahkan dukungan kami untuk Ukraina dan bertekad berbuat lebih banyak lagi."
Obligasi pemerintah AS menguat, S&P 500 merosot, dan Nasdaq 100 turun 0,6% setelah peluncuran rudal terbaru diumumkan.
Isu serangan jangka panjang mendominasi pertemuan para pemimpin G-20 di Brasil minggu ini. Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer tidak secara terbuka mendukung langkah Biden, meski telah lama dianggap sebagai pendukung. Sehingga, muncul pertanyaan apakah pemerintahan Starmer akan mengizinkan penggunaan Storm Shadow buatan Inggris.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sudah lama mendesak pemerintah Barat untuk meningkatkan bantuan militer, termasuk mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh untuk menghantam target-target di Rusia yang sangat penting bagi upaya perang Vladimir Putin.
Puing-puing Storm Shadow ditemukan di wilayah Kursk Rusia di timur laut Ukraina dan dua rudal dicegat di atas Yeysk, pelabuhan Laut Azov di wilayah Krasnodar selatan Rusia, menurut saluran Telegram Rybar, yang memiliki koneksi ke militer dan memiliki lebih dari 1,3 juta pelanggan. Informasi tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.
Dalam perkembangan terbaru, AS juga akan memberi Kyiv setidaknya US$275 juta dalam bentuk senjata baru, The Associated Press melaporkan pada Rabu (20/11/2024), mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Bantuan ini menambah keputusan pemerintahan Biden setelah berencana mengirimkan ranjau darat antipersonel bagi Ukraina guna menghambat gerak pasukan Rusia di sepanjang medan perang.
Meskipun Rusia menyatakan siap mendiskusikan gencatan senjata, pasukannya justru mengintensifkan pemboman terhadap Ukraina dalam beberapa hari terakhir. Kremlin juga merevisi doktrin nuklir yang memperluas syarat penggunaan senjata atom.
Putin sudah "lebih dari sekali, atau lebih tepatnya, terus-menerus, menyatakan siap untuk melakukan kontak dan negosiasi," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Rabu, menurut kantor berita pemerintah Tass. Dia juga mengancam bahwa "membekukan konflik ini tidak akan berhasil," menurut Tass.
Intensifkan Pertempuran
Komentar Peskov itu merupakan tanggapan atas laporan Reuters bahwa Moskow mungkin terbuka melakukan negosiasi untuk menghentikan pertempuran di sepanjang garis pertempuran saat ini. Laporan tersebut mengutip lima pejabat Rusia yang tidak disebutkan identitasnya, baik yang masih menjabat maupun yang sudah pensiun.
Beberapa pejabat dari negara-negara NATO mengatakan penilaian mereka tetap sama bahwa Putin belum siap melakukan perundingan serius atau membuat konsesi.
Fokus Rusia masih pada perluasan wilayah keuasaannya di Ukraina dan mengusir pasukan Ukraina dari Kursk, tempat mereka menguasai wilayah itu setelah serangan awal tahun ini, sebelum kesepakatan tercapai, kata dua orang yang dekat dengan Kremlin kepada Bloomberg News.
Reuters melaporkan bahwa Putin mungkin setuju untuk membahas pembagian empat wilayah di Ukraina — Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson — yang secara ilegal dinyatakan sebagai wilayah aneksasi Rusia pada 2022, tetapi tidak sepenuhnya dikontrol oleh Rusia.
Pemimpin Rusia menyatakan bahwa keempat wilayah tersebut "selamanya" menjadi bagian dari negaranya, meskipun hanya sekitar 77% dari keempat wilayah tersebut berada di bawah kendali Kremlin, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan data sumber terbuka.
Rusia mungkin juga siap menarik pasukannya dari sebagian kecil wilayah yang dikuasainya di wilayah Kharkiv dan Mykolaiv, menurut dua pejabat yang dikutip dalam laporan tersebut.
Karena Donald Trump akan dilantik dua bulan lagi, kedua belah pihak berusaha menentukan parameter, yang kemungkinan besar, akan menjadi kesepakatan yang sulit. Kembalinya Trump ke Gedung Putih juga meningkatkan prospek pemotongan tajam bantuan AS untuk Ukraina.
Zelenskiy mengatakan bahwa negaranya tidak akan memberikan konsesi apa pun terkait kedaulatan atau wilayah. Bagi Zelenskiy, perdamaian bisa tercapai melalui keanggotaan Ukraina dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan jaminan keamanan untuk perlindungan hingga bergabung dalam kelompok itu.
"Apa pun yang dikatakan Putin, dia tidak menginginkan perdamaian dan tidak siap untuk merundingkannya," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron kepada wartawan dalam perjalanan menuju KTT G-20 di Brasil. "Niat Putin adalah mengintensifkan pertempuran, kita telah melihat hal ini selama berminggu-minggu."
(bbn)