Logo Bloomberg Technoz

Perang di Eropa Memanas, Rupiah Bisa Ambles Lagi ke Rp15.900/US$

Tim Riset Bloomberg Technoz
21 November 2024 07:40

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan akan menghadapi tekanan pelemahan di pasar spot hari Kamis ini, karena indeks dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat ketika tingkat imbal hasil US Treasury, surat utang AS, merangkak naik.

Indeks dolar AS dini hari tadi ditutup menguat 0,45% kembali ke level 106,68, menjegal pelemahan dua hari terakhir. Penguatan the greenback berlangsung ketika pelaku pasar kembali menaikkan tingkat imbal hasil Treasury. 

Yield UST tenor pendek meningkat lebih besar ketimbang tenor panjang di mana UST-2Y naik 3,4 bps menyentuh 4,31%. Sementara tenor 10Y naik 1,4 bps ke level 4,41%. 

Penguatan lagi dolar AS terpicu oleh peningkatan ketegangan geopolitik di Eropa. Keterlibatan rudal AS yang digunakan Ukraina untuk menyerang sasaran-sasaran di Rusia, menempatkan dunia dalam risiko Perang Dunia III, menghadapkan dua musuh bebuyutan yakni AS vs Rusia. Ukraina juga memakai rudal pemberian Inggris untuk menyerang Rusia.

Lanskap itu memberikan latar kurang menguntungkan bagi aset-aset emerging market tak terkecuali Indonesia. Rupiah forward dini hari tadi ditutup melemah di bursa New York kembali ke level Rp15.931/US$.