Logo Bloomberg Technoz

Ramai Seruan 'Frugal Living', BI Dorong Sektor Penopang Daya Beli

Dovana Hasiana
20 November 2024 17:05

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung saat konferensi pers RDG Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung saat konferensi pers RDG Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengatakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM), yang digelontorkan kepada perbankan, menyasar sektor-sektor yang mendorong penyerapan lapangan kerja.

Pernyataan ini dilontarkan untuk menanggapi seruan aksi untuk hidup hemat atau frugal living yang mencuat di media sosial sebagai bentuk protes atas rencana kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% per 1 Januari 2025.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung mengatakan insentif KLM tersebut pada akhirnya bakal berdampak positif pada peningkatan daya beli dan memberikan kesejahteraan masyarakat.

"Frugal living sebagai sebuah tren itu gaya hidup, tetapi dalam konteks BI kita di dalam kebijakan insentif likuiditas memang menyasar sektor-sektor yang mendorong penyerapan lapangan kerja artinya mendorong daya beli dari masyarakat," ujar Juda dalam konferensi pers, Rabu (20/11/2024).

"Kalau lapangan kerja tersedia, artinya daya beli juga meningkat sehingga ini pada akhirnya akan berikan kesejahteraan pada masyarakat."