Dalam jangka menengah, Achmadi menaksir BBRI akan mencatat NIM yang solid di sepanjang tahun 2024 mencapai 7,73% di tengah berbagai pencapaian pertumbuhan kredit yang kuat, hingga didominasi oleh segmen perbankan korporasi.
“Hingga September 2024, portofolio kredit konsolidasian BRI tumbuh sebesar 8,21% yoy, menunjukkan pertumbuhan yang kuat,” terang Erni dalam risetnya, Rabu (20/11/2024).
Pada segmen Mikro Bank BRI, pertumbuhan ada di angka 3,31% yoy efek pengetatan standar kredit dan fokus pada peningkatan kualitas aset.
Sementara itu, segmen Ultra Mikro, termasuk anak perusahaan Pegadaian dan PNM, berhasil mencatat pertumbuhan mencapai 25% yoy, dengan Pegadaian 26,5% yoy dan PNM berhasil tumbuh 7,9% yoy.
Analis Binaartha Sekuritas juga memperkirakan BBRI akan mempertahankan pertumbuhan kredit yang kuat di tahun penuh 2024, Hingga Desember 2024, diproyeksikan portofolio kredit konsolidasian Bank BRI akan tumbuh mencapai 9,17% yoy.
Tak hanya sampai di situ, performa amat positif BRI juga dicatatkan dari sisi deposito nasabah yang mencerminkan pertumbuhan yang sama kuat.
Adapun hingga September 2024, deposito nasabah konsolidasian BRI meningkat sebesar 5,59% yoy. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh lonjakan Giro mencapai 11,05% yoy dan kenaikan Deposito Berjangka di 4,06% yoy. Sementara itu, kepercayaan simpanan Tabungan juga mencatat pertumbuhan 3,62% yoy.
Pertumbuhan kuat pada Giro berkontribusi pada peningkatan CASA (Current Account Savings Account) hingga 6,47% yoy, dengan rasio CASA mencatat pertumbuhan menjadi 64,17% di mana ada kenaikan 100 bps secara kuartalan dan 53 bps secara tahunan.
“Kami memproyeksikan deposito nasabah akan tumbuh sebesar 1,69% YoY hingga Desember 2024, dengan rasio CASA diperkirakan mencapai 63,99%,” tulisnya.
Lebih lanjut, di September 2024, rasio Kredit Bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) bruto konsolidasian BRI makin membaik seiring berjalannya waktu menjadi 2,90%, turun 17 basis poin secara tahunan. Rasio NPL bruto pada tingkat bank only berada di 3,04%, turun 19 basis poin yoy.
Segmen perbankan korporasi mencatat perbaikan paling signifikan, dengan rasio NPL turun sebesar 214 basis poin YoY menjadi 2,52%
“Hingga tutup buku tahun 2024, kami memproyeksikan rasio NPL bruto konsolidasian akan turun menjadi 2,84%, sementara rasio NPL pada tingkat bank only diestimasi akan turun menjadi 3,02%,” terangnya.
Rekomendasi Saham BBRI
Dengan demikian, Analis Binaartha Sekuritas tetap dan tegas merekomendasikan Beli saham BBRI dengan target harga mencapai Rp5.025/saham, mencerminkan Price to Book Value (PBV) 1,98x. Target tersebut dengan potensi kenaikan hingga ‘Cuan’ lebih dari 15%.
“Dengan menggunakan metode valuasi Dividend Discount Model (DDM), kami menetapkan target harga menjadi Rp5.025/saham, yang mencerminkan Price to Book Value (PBV) sebesar 1,98x dan potensi kenaikan sebesar 15%,” pungkas Achmadi.
Adapun konsensus para analis yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 36 analis menghasilkan target harga saham BBRI di angka Rp5.666/saham dalam 12 bulan kedepan. Sebanyak 32 analis kompak merekomendasikan Beli untuk saham BBRI, dengan pandangan Bullish.
Terbaru, Harsh Wardhan Modi analis JP Morgan memberikan rating Overweight yaitu rekomendasi Beli saham BBRI dengan target harga dapat mencapai Rp5.200/saham. Menyusul Jayden Vantarakis, analis Macquarie memberikan rekomendasi Buy dengan target harga mencapai Rp6.150/saham.
(fad/dba)