Logo Bloomberg Technoz

Ramai Seruan 'Frugal Living' Protes PPN 12%, Begini Penerapannya

Dovana Hasiana
20 November 2024 16:30

Ilustrasi kepadatan kota bermukim kelompok miskin. (Dok: Bloomberg)
Ilustrasi kepadatan kota bermukim kelompok miskin. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Seruan aksi untuk hidup hemat atau frugal living mencuat di media sosial sebagai bentuk protes atas rencana kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% per 1 Januari 2025.

Menyitir sosial media X, dulunya Twitter, warganet menilai frugal living sebagai upaya untuk melakukan boikot kepada pemerintah.

"Boikot pemerintah jalur frugal living struktural. Cermat dengan pengeluaran, beli di warung tetangga atau pasar dekat rumah, buat daftar barang-barang berpajak yang bisa dicari alternatifnya, minimalkan konsumsi," tulis akun @uswahabibah dalam akun X, dikutip Rabu (20/11/2024).

Dalam perkembangan lain, seorang warganet mengajak masyarakat untuk menahan pembelian handphone, motor dan mobil baru setidaknya selama satu tahun.

"Jangan lupa pakai semua subsidi, tidak usah gengsi dibilang miskin, itu dari duit kita juga kok. Kapan lagi boikot pemerintah sendiri," tulis @malesbangunaja dalam akun X.