Laporan ini mendorong nilai pound naik 0,3% menjadi US$1,2714, pulih dari posisi terendah dalam enam bulan pada minggu sebelumnya.
Kenaikan inflasi bulan ke bulan ini menjadi yang terbesar sejak Oktober 2022. BOE memperkirakan tingkat inflasi akan mendekati 3% pada kuartal ketiga tahun depan, didorong oleh pengaruh anggaran ekspansif serta dampak penurunan harga energi tahun lalu yang keluar dari perhitungan tahunan.
Kenaikan inflasi terutama dipengaruhi oleh lonjakan 10% dalam batas harga energi rumah tangga Inggris pada Oktober, berbanding terbalik dengan penurunan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Awal bulan ini, BOE memangkas suku bunga untuk kedua kalinya, tetapi tetap memberi sinyal bahwa pemotongan selanjutnya akan dilakukan secara "bertahap". Gubernur BOE Andrew Bailey pada Selasa (14/11) menekankan risiko inflasi sektor jasa yang tetap tinggi dan faktor "risiko global lainnya".
BOE memproyeksikan inflasi akan naik kembali hingga hampir 3% pada tahun depan, didorong lebih tinggi oleh harga energi yang lebih lemah yang tidak tercantum dalam perhitungan tahunan dan anggaran pertama pemerintahan Partai Buruh.
Bank sentral yakin rencana fiskal Rachel Reeves dapat memicu inflasi dengan meningkatkan biayabagi bisnis serta mendorong pinjaman untuk investasi publik.
Ketidakpastian global menjadi alasan lain untuk berhati-hati menjelang potensi perang dagang yang dipicu oleh kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih. Meski perang tarif dapat meningkatkan harga, dampaknya bisa menjadi deflasi jika ekonomi global melambat dan perdagangan dialihkan.
(bbn)