Logo Bloomberg Technoz

Adapun di pasar surat utang, pada penutupan perdagangan sore, mayoritas tenor SBN mencatat kenaikan yield. INDOGB-2Y imbal hasilnya naik 2,9 bps ke level 6,46%. Sedangkan tenor 10Y naik 1,9 bps jadi 6,87%.

Pada saat BI rate diumumkan, yield 2Y sempat menyentuh 6,59%, sedangkan tenor menengah 5Y di 6,70% dan tenor acuan 10Y ada di 6,90%.

Lanskap ekonomi global dalam sebulan terakhir sejak RDG bulan sebelumnya sudah sangat berubah dengan cepat, terutama karena perkembangan politik Amerika Serikat (AS) pasca Pilpres yang digelar awal bulan ini. Hal itu berdampak pula pada arah kebijakan moneter Bank Indonesia.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, arah kebijakan AS ke depan akan lebih ekspansif dari sisi fiskal untuk membiayai defisit. Selain itu orientasi kebijakan negeri adidaya itu juga akan lebih berorientasi pada domestik atau inward looking, termasuk penerapan tarif perdagangan yang tinggi dan kebijakan imigrasi nan ketat.

Perubahan tersebut akan berdampak besar bagi perekonomian dunia menyusul posisi AS sebagai negara dengan ukuran ekonomi terbesar di dunia saat ini. 

Penurunan inflasi di negeri itu diprediksi akan melambat sehingga memperlambat pula laju penurunan Fed funds rate, bunga acuan AS. Kebijakan fiskal yang ekspansif akan mengerek pula tingkat imbal hasil Treasury, surat utang AS. 

Peningkatan yield Treasury membuat nilai dolar AS makin perkasa dan berimbas pada tekanan mata uang yang menjadi lawannya, termasuk rupiah. 

"RDG memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6% Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk menjaga inflasi yang jadi sasaran pemerintah pada 2024 dan 2025 serta mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," kata Perry.

-- update pasar di penutupan transaksi sore.

(rui)

No more pages