Komoditas pangan juga andil inflasinya lebih rendah dibanding lebaran tahun sebelumnya dan membawa inflasi Lebaran 2023 lebih rendah dibanding Lebaran 2022.
Menurut BPS, relatif rendahnya inflasi kendati terjadi perayaan hari raya, merupakan hasil dari antisipasi pemerintah yang sudah sangat baik dibandingkan tahun lalu.
BPS juga mencatat, inflasi inti pada April semakin landai di kisaran 2,83%, lebih rendah dibandingkan inflasi inti Maret lalu sebesar 2,94%. Capaian itu membuktikan, penjangkaran inflasi inti oleh bank sentral semakin stabil, sudah berada di kisaran target 2%-4% pada semester 1-2023, bahkan lebih cepat daripada perkiraan Bank Indonesia.
Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Prayadi memperkirakan, BI sudah bisa memangkas bunga acuan mulai Juli nanti sebesar 25 bps dan berturut-turut hingga total pemangkasan sebelum tahun ini berakhir sebanyak 100 bps hingga 150 bps.
"BI7DRR bisa diturunkan lebih cepat mulai Juli dengan total penurunan 100-150 bps hingga akhir tahun," ujar analis yang memprediksi inflasi April sebesar 0,7%.
Penyaluran kredit perbankan pada Maret 2023 tercatat melambat 9,8% dibanding bulan sebelumnya yang masih tumbuh 10,4%.
Perlambatan penyaluran kredit perbankan memperlihatkan dampak kenaikan bunga acuan, yang diyakini sudah menyentuh puncak di 5,75%, telah menaikkan bunga pinjaman dan menahan permintaan kredit untuk berbagai jenis penggunaan.
Perlambatan pertumbuhan kredit bank terjadi di semua jenis pinjaman. Kredit modal kerja, misalnya, mencatat pertumbuhan 10% pada Maret, turun dari 10,2% di bulan sebelumnya. Lalu, kredit investasi juga tumbuh melambat dari 11,8% menjadi 10,3% bulan lalu. Bahkan kredit investasi di sektor Industri Pengolahan anjlok menjadi tumbuh 16,5% dari tadinya 22,9% year-on-year pada Februari.
(rui/roy)